Haaai… apa kabar sobat ? Toxic Leader, apakah itu? Yang jelas, kita harus tahu apa itu dan kita harus bisa menyikapinya. Jangan sampai menjadi leader seperti itu, atau harus piawai menyikapi kalau kita adalah anak buah leader macam itu. Iya, kan ?
Breaking news : Sudah terbit ( baru minggu lalu ! ) buku Toxic Leader karya Anthony Dio Martin ! Sudah tahu ? Ayoo, jangan kehabisan ! Si Nenek EDAN ini sudah memborong 200 buah buku loh ! Heran ? Mau untuk apa ? Untuk dijual kepada relasi dalam rangka mengumpulkan dana untuk disumbangkan ke sebuah panti asuhan…. Asyiiik, kan ? Dalam buku Anthony kali ini, ada pengantar dari GKR Hemas. Juga dilengkapi dengan kisah nyata para korban toxic dalam Impian & Harapan seorang praktisi SDM yang menjadi kolumnis rubrik yang sedang Anda baca ini. Berisi uraian tentang 4 Kategori Bos Toxic dan 7 Ciri Toxic Leader. Mau tahu ?
Tentang 4 Kategori Bos Toxic dikatakan Anthony , ada 4 tipe yaitu :
1. Tipe BUAYA : si Politikus,
2. Tipe SINGA : si Tukang Tembak,
3. Tipe GAJAH : si Roller Coaster,
4. Tipe MEERKAT : si Misterius. Wuuiiih…serem,ya ?
Nah, tentang 7 Ciri Toxic Leader yaitu :
1. Manajemen Totem Pole,
2. Atmosfer kerja makin tidak kondusif.
3. Senang loyalitas buta.
4. Gemar melakukan Emotional Blackmail.
5. Performance kerja menurun.
6. Tidak transparan.
7. Menghalalkan segala cara.
Pembaca…. Tentang apa yang diuraikan buku ini tidak saya jelaskan ya, karena kalau Anda membaca bukunya, kan jadi kurang menarik? Yang ingin saya tekankan di sini adalah : jadilah pemimpin yang berkualitas !
Siapkan diri untuk tidak menjadi pemimpin yang beracun ! Menurut saya dasarnya adalah :
1. Karakter. Karena karakter harus dimiliki sebagai landasan kepemimpinan. (John C. Maxwell). Kita juga perlu ingat, bahwa kepemimpinan adalah kemampuan serta kemauan untuk menggalang orang mencapai sebuah tujuan, serta karakter yang membangkitkan keyakinan.(Bernard Montgomery).
2. Komitmen. Seorang pemimpin juga harus memperhatikan dan memiliki komitmen tinggi..Karena orang tak akan mengikuti para pemimpin yang tidak punya komitmen. Bisa membuat orang lain dirugikan bahkan menderita. Iya,kan ?
3. Faktor komunikasi juga sangatlah penting, agar orang lain tidak disakiti, dilecehkan atau dihilangkan harga dirinya.
4. Faktor kepekaan, karena dengan memiliki kepekaan seorang pemimpin akan mengetahui bagian mana atau siapa yang bisa mereka percayai dan mana atau siapa – siapa yang tidak bisa dipercaya.
5. Kemurahan hati. Disinilah akan teruji apakah seorang pemimpin memiliki semangat pemberi. Terutama memberi bimbingan, memberi kesempatan untuk berkembang, memberi semangat untuk mencapai tujuan, memberi kemampuan untuk memecahkan masalah, serta memberi pujian atau penghargaan atas keberhasilannya.
Itulah pendapat saya mengenai faktor dasar kepemimpinan sebagai syarat yang harus dimiliki untuk menentukan keberhasilannya menjadi pemimpin berkualitas. Dengan harapan , setelah dilengkapi dengan semangat pembelajar sepanjang masa, kompentensi yang harus dimiliki dll…dapat menjauhkannya dari kecenderungan menjadi toxic leader. Karena tak seorang pun yang suka bekerja dibawah toxic leader. Pasti memberi jawaban begini : TOXIC LEADER ? EMOH, AAAH !!!
*Diterbitkan di Rubrik Ketenagakerjaan Harian Kedaulatan Rakyat, Rabu 9 Juli 2014
**Magdalena Sukartono. Praktisi, konsultan SDM, Trainer, Kolumnis Tetap Rubrik Ketenagakerjaan Harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta. Pengelola Lembaga Pengembangan SDM Abisatya Paramitra. Lahir di Mayong, Jepara 5 Oktober 1938 dan telah memberikan lebih dari 2.000 kelas di berbagai wilayah di Indonesia.
0 komentar: