Roby Muhamad (AkonLabs) |
Cara berpikir kita seharusnya adalah bagaimana menggunakan sebuah teknologi maksimum, lebih kreatif melampaui maksud awal teknologi itu diciptakan – Roby Muhamad
Saat ini, keberadaan internet hampir menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian kalangan. Mengirim email, belanja, mengerjakan tugas kuliah, hingga urusan bisnis adalah beberapa aktivitas yang seringkali tak bisa dilepaskan dari teknologi internet.
Media internet juga berperan penting dalam penyebaran informasi. Juga, alat efektif untuk menghimpun massa dari beragam latar belakang untuk tujuan tertentu, termasuk gerakan sosial.
Tapi, apa sesungguhnya gerakan sosial itu? Bagaimana relasi antara keduanya? Sofyan AT dari Psikologi Zone berkesempatan melakukan wawancara dengan Roby Muhamad, seorang pakar jejaring sosial. Roby adalah lulusan program doktor sosiologi dari Columbia University, New York, Amerika Serikat dengan disertasi tentang jejaring sosial.
Berikut adalah petikan wawancara tersebut.
Sesungguhnya, apa itu gerakan sosial dan faktor apa saja yang menjadi pendorong timbulnya hal itu? Barangkali, Anda bisa memaparkan satu fenomena gerakan sosial sebagai studi kasus.
Gerakan sosial adalah mobilisasi untuk melakukan perubahan sosial yang spesifik. Yang mendorong terjadinya adalah suatu krisis atau masalah yang dihadapi sehingga diperlukan usaha bersama untuk mengubah masalah tersebut menjadi pilihan ke arah yang lebih baik.
Contoh klasik gerakan sosial adalah cerita yang terdapat di berbagai kitab suci yaitu eksodus Bani Israil yang dipimpin oleh Nabi Musa. Bani Israil ditindas oleh Firaun sehingga mereka dibawah pimpinan Nabi Musa memobilisasi kaumnya sendiri untuk pindah ke tanah yang dijanjikan Tuhan yaitu Palestina.
Gerakan sosial selalu berbentuk seperti kisah Nabi Musa tersebut. Sebuah perjalanan untuk menghindari krisis atau mimpi buruk menuju tanah harapan.
Bagaimana keterkaitan media internet dan gerakan sosial saat ini?
Media internet berperan dalam gerakan sosial sebagai berikut. Pertama, adalah sebagai media komunikasi untuk menyebarkan informasi bahwa ada sebuah kondisi buruk dan ada cara untuk mengatasinya. Kedua, internet bisa dipakai sebagai alat koordinasi antar individu dan komunitas. Gerakan sosial memerlukan kemampuan untuk menavigasi berbagai kondisi tidak pasti, sehingga koordinasi agar gerakan mampu adaptif menjadi penting sekali.
Era Web 2.0, dengan ditandai menjamurnya blog dan situs jejaring sosial, telah memberi ruang interaksi antar pengguna secara lebih luas dan mudah. Bagaimana komentar Anda soal fenomena itu dikaitkan dengan gerakan sosial?
Dengan menjamurnya media sosial ini maka kelompok kecil bahkan individu dapat menggunakannya untuk melakukan kampanye akan suatu issu yang perlu mendapat perhatian publik segera. Harapannya adalah media sosial ini dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah secara kolektif.
Perubahan sosial di era modern memperlihatkan, partisipasi dan keterikatan antara individu dengan kelompok sosial yang diikuti cenderung lebih longgar (misalnya, pilihan partai politik). Juga, tak terorganisasi secara kaku. Praktis, tak ubahnya seperti hubungan “suka sama suka”. Apakah itu berarti pola gerakan sosial menjadi tak bisa diprediksikan?
Saya kurang mengerti maksud “pola gerakan sosial menjadi tak bisa diprediksi”. Jika yang dimaksud pola adalah keberhasilan gerakan sosial maka berhasil tidaknya gerakan sosial memang tidak bisa diprediksi, baik di era modern maupun klasik.
Pengguna internet di Indonesia kebanyakan berasal dari golongan menengah ke atas. Ini tentu menjadi persoalan manakala gerakan sosial virtual tak mampu mengakomodasi kepentingan kelas bawah. Di sisi lain, justru kelompok masyarakat inilah yang perlu diperjuangkan. Apa komentar Anda soal ini?
Internet adalah online tools for offline actions jadi yang perlu diperhatikan adalah efek multiplikasi offline-nya. Selain itu teknologi internet bisa dikombinasikan dengan teknologi lagi yang sudah lebih menyebar. Teknologi adalah alat seperti palu, sekop, gergaji. Untuk membangun sebuah rumah alat saja tidak cukup, tapi perlu ada manusia yang memiliki rencana jelas untuk membangun sebuah rumah. Teknologi selalu memiliki keterbatasan, jangan berilusi bahwa teknologi saja bisa mengubah keadaan. Cara berpikir kita seharusnya adalah bagaimana menggunakan sebuah teknologi maksimum, lebih kreatif melampaui maksud awal teknologi itu diciptakan.
Terakhir, gerakan sosial dan globalisasi menyebabkan kondisi sosial rentan berubah. Apa pesan Anda untuk para pembaca agar lebih adaptif terhadap perubahan itu?
Perubahan cepat dan sering memiliki arti bahwa solusi terbaik hari ini akan cepat kadaluarsa sehingga kita perlu terus menerus menemukan solusi baru. Agar mampu membuat solusi baru ini kita perlu menjaga sumber informasi, budaya, norma, pengetahuan yang beragam. Menjaga keragaman adalah kuncinya. Keragaman ini dapat dibangun melalui jejaring sosial yang variatif. Jadi yang penting disini bukanlah jumlah teman atau jejaring anda, melainkan seberapa variatif teman dan jejaring anda. [ ]
0 komentar: