DEVID GUBIANI: MENJUAL 4G TAK HARUS MAHAL

 Tentu saja pria kelahiran Italia itu tidak bermaksud menyalahkan siapapun. Adalah sebuah praktek yang lumrah dijalankan di mana-mana, sebuah teknologi baru datang dan penyedia teknologi pun menetapkan harga mahal di tahap adopsi awal. Dan seiring meluasnya serapan pasar, hargapun berangsur menjadi wajar (untuk ukuran pelanggan).
Devid Gubiani, Chief Technology Officer, PT Internux. Foto: Alphons Mardjono
“Connectivity has always been seen as a premium,” cetus Devid Gubiani, Chief Technology Officer, PT Internux. Ini sebuah kenyataan yang ia lihat sepanjang 19 tahun karirnya di dunia teknologi telekomunikasi. Saat tak butuh yang neko-neko, pelanggan disodori GPRS. Ketika menginginkan konektivitas lebih mumpuni, pelanggan dipersilakan memilih 3G yang harus ditebus dengan harga lebih tinggi.

Tentu saja pria kelahiran Italia itu tidak bermaksud menyalahkan siapapun. Adalah sebuah praktek yang lumrah dijalankan di mana-mana, sebuah teknologi baru datang dan penyedia teknologi pun menetapkan harga mahal di tahap adopsi awal. Dan seiring meluasnya serapan pasar, hargapun berangsur menjadi wajar (untuk ukuran pelanggan).

Namun masalahnya adalah di saat harga layanan 3G sudah lebih terjangkau, kebutuhan pelanggan pun sudah berubah. Tren mobility yang marak beberapa tahun belakangan ini memicu kebutuhan akan kecepatan koneksi dan kapasitas yang lebih besar. “Di sinilah teknologi 4G LTE dapat menjadi solusi,” ujar Devid Gubiani.

Menghadirkan 4G, artinya menggelar sebuah teknologi baru. Akankah siklus harga mahal harus dialami lagi oleh pelanggan? “Ya, di banyak negara, 4G masih sangat mahal. But you know, there’s no reason for that,” tandas profesional yang banyak menghabiskan masa karirnya di bidang mobile dan fixed broadband access ini.

“Kami mencoba pendekatan yang benar-benar berbeda,” papar Devid. Pemegang gelar MBA Finance dari The University of Chicago, Booth School of Business, AS ini sedang berbicara tentang layanan 4G LTE bernama Bolt yang baru dirilis Internux akhir tahun lalu. Di negara-negara Eropa, Amerika, dan beberapa negara di Asia, layanan koneksi 4G ditawarkan pada kisaran harga US$ 40-50. Sementara Internux membanderol paket modem Bolt Mobile WiFi untuk koneksi internet dengan kecepatan download maksimal 300 Mbps dan upload 75Mbps dengan harga yang cukup terjangkau, Rp 299 ribu saja.

(Update: Saat ini Bolt memiliki penawaran berupa Bolt Mobile WiFi Slim juga dilepas ke pasaran dengan harga Rp 299 ribu dan dapat terkoneksi ke dua frekuensi 2,4GHz dan 5GHz. Selain itu, ada pula Bolt Powerphone yang didaulat sebagai smartphone 4G Dual-SIM pertama di dunia).

Devid yakin Internux mengambil keputusan yang tepat dengan mengemas Bolt bukan sebagai layananan premium. “Apalagi Indonesia bukan pasar yang tidak punya 3G. Di sini ada 3G, tetapi user belum memperoleh apa yang mereka butuhkan,” imbuhnya bersemangat.

Devid Gubiani tampak tak terlalu ambil pusing mengenai upaya-upaya meng-unlock modem Bolt yang mulai terdengar belakangan ini. “Pengguna di sini sangat tech savvy, dan ada beberapa orang melihat (modem) ini sebagai satu tantangan baru,” komentarnya ringan seraya tertawa kecil. Tak urung ia menyayangkan hal itu, karena bagi Devid modus unlocking itu seperti menihilkan manfaat dari sebuah upaya mengkombinasikan harga terjangkau dengan layanan berkelas premium.

Selain sangat paham teknologi, pelanggan di Indonesia ini, menurut Devid, terhitung sulit memercayai sebuah produk. “Itulah mengapa pasar prabayar sangat kuat di sini. So every reload is about regaining their trust, setiap kali pelanggan melakukan isi ulang berarti bertambah kepercayaan mereka pada kami,” ujarnya.

Untuk itu, di sisi teknologi, ia harus memastikan kualitas layanan terjaga. Menurut pehobi traveling dan futsal ini, hanya ada dua hal yang perlu ia dan timnya lakukan. “Pertama, memastikan sejak awal bahwa teknologi yang kami gunakan memang akan menyajikan layanan data terbaik. Kedua, memanfaatkan sumberdaya (bandwidth) yang ada dengan sebaik-baiknya, utamanya dalam merencanakan dan mengalokasikannya seiring pertumbuhan pelanggan,” papar Devid.