APA ITU SIKAP ? “SIKAP ADALAH PEMBUAT PERBEDAAN”

Oleh : Magdalena Sukartono

Itulah yang dikatakan penulis W. CLEMENT STONE yang dikuatkan dengan pendapat John C. Maxwell (The Difference Maker). Dikatakannya, bahwa sikap bukanlah segalanya. Tapi sikap adalah pembuat perbedaan. Sikap yang baik akan membuat perbedaan dalam hidup kita. Ada sedikit perbedaan di antara manusia, tetapi sedikit perbedaan itu membuat suatu perbedaan besar. Perbedaan yang sedikit itu adalah sikap. Perbedaan yang besar adalah : apakah bersifat positif atau negatif !

Sikap kita mewarnai setiap aspek kehidupan kita. Sikap seperti kuas bagi pikiran. Setiap pemikiran yang kita miliki akan membentuk pemikiran kita. Apa yang kita pikirkan tentang sesama kita adalah sikap kita terhadap mereka. Cara kita berpikir tentang sesuatu misalnya pekerjaan kita, adalah sikap kita terhadap sesuatu atau pekerjaan.

Sebelum kita membahas lebih lanjut apa dan bagaimana sikap itu dan bagaimana bisa membuat perbedaan… yuk, kita ikuti kisah yang saya ceritakan ini. Kisah yang benar-benar terjadi dan saya lihat serta membuktikan kebenarannya.

Saya mengenal seorang manajer operasional yang masih muda. Sekitar 30 an usianya. Belum menikah. Pendidikan sarjana dari salah satu negara di Eropa. Sepintas tampak kurang wibawa. Kurang tegas. Kurang begitu dipatuhi bahkan sering ditertawakan atau dilecehkan anak buahnya saat di belakangnya. Tetapi pura-pura bersikap hormat bila di depannya. Hehehe… ini namanya anak buah yang pandai bersandiwara ya ? Apakah Anda sering menghadapinya atau pernah bersikap demikian ?

Mengapa anak buah kurang menghargainya ? Karena kebijakannya yang berubah-ubah. Misalnya tentang meeting, mula-mula teratur pelaksanaannya. Lama kelamaan tak pernah dilakukan. Apalagi setelah ada supervisor yang lebih “agresif” dan mampu mengambil hati Pak GM ! Yang kurang dihargai lagi antara lain, kurangnya memperhatikan etiket atau tata krama. Misalnya : sewaktu bersin atau menguap, hidung atau mulutnya tidak ditutup dengan tangan, melainkan bergaya bebas sehingga menimbulkan kesan jijik bagi yang melihatnya. Kebiasaan suka mengupil di depan orang lain. Tidak bersikap santun dalam banyak hal, misalnya : dalam memberi sapaan, berbicara, dsb. Anda pasti heran, bukan ? Tapi itulah fakta dan realita ! Terhadap anak buah, ia kurang memberi perhatian. Juga kurang peduli. Sewaktu saya diperkenalkan dan mendengar banyak hal tentang sikap dan kebiasaannya itu, saya berikan bahan bacaan berupa etika pergaulan, etika kerja dan juga buku-buku tentang EQ karya Anthony Dio Martin. Smart Emotion dan Toxic Leader !

Sewaktu saya berjumpa dengan dia, secara tidak langsung dan terselubung, saya bercerita tentang tokoh-tokoh pemimpin yang memimpin dengan hati, yang memiliki semangat a giver. Tentang perlunya etika maupun etiket. Pentingnya sikap peduli dan tegas dalam tugas kepemimpinan.

Setahun berlalu, saya mendengar kabar bahwa telah terjadi banyak perubahan dengan dia, si manajer operasional itu. Ia bersikap lebih santun, lebih peduli kepada anak buah. Meeting mulai diadakan lagi secara teratur. Dari Manajer SDM saya mendengar bahwa sikapnya berubah setelah sang supervisor yang menjadi “musuh dalam selimut” itu dikeluarkan oleh Pak GM yang akhirnya mengerti situasi dan kondisi sebenarnya. Jadi mundurnya si supervisor telah mengubah sikap manajer operasional itu.

Yang unik adalah terjadinya peristiwa di akhir tahun 2014 lalu. Ada seorang karyawati salah satu anak buahnya yang hamil padahal belum menikah. Karyawati itu sangat takut kepada ortunya yang tinggal di luar kota. Pacar yang menghamili tidak meyakinkan bahwa ia akan menikahinya. Karena stres, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan sebagai persiapan melahirkan. Tak berpikir akan melahirkan dimana. Tidak punya persiapan pakaian bayi yang akan dilahirkannya. Bingung yang membuatnya seperti orang linglung !

Pergantian tahun 2015 membawa berita lucu dan unik. Teman kerja si karyawati itu melapor kepada Manajer Operasional. Menelpon tengah malam, menyampaikan bahwa karyawati itu akan melahirkan. Dia minta tolong Pak Manajer Operasional. Aneh tapi nyata. Terjadi kejutan besar. Tengah malam itu Pak Manajer yang belum menikah itu langsung dengan mobilnya memberi pertolongan. Mengantar ke klinik bersalin kecil yang paling dekat. Ketika diberi tahu oleh bidan, tentang diperlukannya pakaian untuk bayi dan keperluan-keperluan lainnya, maka tengah malam itu pula Pak Manajer mendatangi temannya yang kebetulan punya toko kecil yang menjual pakaian bayi dan perlengkapan lain yang dibutuhkan. Hebrink, bukan ? Bahkan saya katakan dahsyat !! Karena Pak Manajer itu kan masih muda dan belum menikah ? Tak punya saudara perempuan dan belum pernah mengurus/mengantarkan orang melahirkan ? Bisa membayangkan situasinya ? Gugup, tak pengalaman, bingung… tapi bersedia mengeluarkan tenaga dan uang ?

Berita itu esok harinya langsung tersiar dan tersebar ke seluruh karyawan. Perbedaan sikap Pak Manajer membuat perbedaan yang besar. Perbedaan yang positif !

Karyawati itu akhirnya dipulangkan ke rumah orang tuanya di luar kota. Diberikan gaji dan bantuan secukupnya !

Perubahan positif yang terjadi pada Pak Manajer itu telah menimbulkan perubahan sikap karyawan terhadapnya. Mereka kemudian sangat respek kepada Pak Manajer. Juga karena telah terjadi perbedaan sikap yang positif baik dalam hal etika/etiket maupun dalam sikap-sikap yang lain. Nah, Pembaca… benar-benar kisah unik dan langka, bukan ?

Bisa membayangkan bagaimana Pak Manajer muda yang belum menikah, mendampingi orang melahirkan di tengah malam… dan mencari kebutuhan bayi ?? Hahaha… benar-benar luar biasa…

Kita akan bahas lagi tentang apa itu sikap. Saya sependapat dengan John C. Maxwell deh, bahwa : 

1. Sikap adalah barisan depan dari jati diri kita.
2. Akarnya masuk ke dalam tapi buahnya keluar.
3. Sikap adalah sahabat yang paling baik atau musuh yang paling buruk.
4. Sikap lebih jujur dan konsisten tentang kita dari kata-kata kita.
5. Sikap adalah penampilan luar kita berdasarkan pengalaman masa lalu kita.
6. Sikap menarik orang kepada kita atau menyingkirkan mereka.
7. Sikap tidak pernah puas sampai sikap itu diungkapkan.
8. Sikap adalah pustakawan masa lalu kita.
9. Sikap adalah juru bicara masa kini kita.

Bisa disimpulkan, bahwa tidak ada satu bagian pun dari kehidupan kita sekarang yang tidak dipengaruhi oleh sikap kita. Dan masa depan kita akan benar-benar dipengaruhi oleh sikap kita, yang kita bawa sejak hari ini. Dengan kata lain, sikap kita mewarnai setiap aspek kehidupan kita. Sikap seperti kuas bagi pikiran !

Dari kisah di atas kita juga bisa menarik kesimpulan, bahwa Pak Manajer bisa mempunyai sikap yang tidak disukai lingkungannya ada sebabnya. Bahwa sikapnya adalah kepribadiannya yang unik. Dipengaruhi lingkungan. Ekspresi orang sekitar. Kepahitan yang dialaminya. Adanya sesuatu yang bisa mengubah sikapnya. Bacaan dan saran orang yang dihormati atau disegani juga memberi peluang kepadanya untuk melakukan perubahan sikap. Melakukan sesuatu yang berbeda. Adanya keterbukaan, keinginan untuk berubah lebih baik. Dan terutama karena memiliki keyakinan juga. Untuk melakukan perbedaan yang menimbulkan perubahan sikap.

Kita juga bisa mengetahui, betapa pentingnya pengaruh lingkungan. Lingkungan yang baik yang bermoral tinggi. Pengaruh bacaan atau ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Misalnya tentang pentingnya peran etika, baik etiket, moral maupun etika profesi & kode etik sangat berpengaruh dalam pergaulan dan penentuan kebijakan. Pentingnya peran EQ dalam mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.

Benarlah, betapa pentingnya sikap, meski sikap itu bukan segalanya. Tetapi yang jelas sikap memang pembuat perbedaan…. Diharapkan perbedaan yang positif. Iya, kan ?

Selamat belajar memiliki sikap yang mampu membuat perbedaan yang positif dalam kehidupan kita …

**Magdalena Sukartono. Praktisi, konsultan SDM, Trainer, Kolumnis Tetap Rubrik Ketenagakerjaan Harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta. Pengelola Lembaga Pengembangan SDM Abisatya Paramitra. Lahir di Mayong, Jepara 5 Oktober 1938 dan telah memberikan lebih dari 2.000 kelas di berbagai wilayah di Indonesia.