MELINDA DHARMADI: JATUH HATI PADA ERP

Menariknya lagi, Melinda mengawali karir ERP-nya bukan dengan latar belakang TI. “Saya belajar TI ketika [bekerja] di Excelcomindo. Saya langsung masuk di ERP. Pas hari pertama [bekerja], saya dikasih binder [tentang ERP], disuruh baca, dan memahami sendiri,” kenang sarjana Business Administration, Finance Loyola Marymount University, Los Angeles, AS ini seraya tertawa kecil.
Melinda Dharmadi (Chief Technology Officer, PT Supra Boga Lestari)
Inilah kali pertama InfoKomputer bertemu seorang IT leader dengan keahlian spesifik di bidang enterprise resource planning (ERP). Kami berani bilang keahlian, karena selama enam belas tahun berkarir di bidang TI, selama itu pula Melinda Dharmadi (Chief Technology Officer, PT Supra Boga Lestari) menggeluti ERP, baik di posisi konsultan maupun user.

Menariknya lagi, Melinda mengawali karir ERP-nya bukan dengan latar belakang TI. “Saya belajar TI ketika [bekerja] di Excelcomindo. Saya langsung masuk di ERP. Pas hari pertama [bekerja], saya dikasih binder [tentang ERP], disuruh baca, dan memahami sendiri,” kenang sarjana Business Administration, Finance Loyola Marymount University, Los Angeles, AS ini seraya tertawa kecil.

Alih-alih mengeluh, Melinda malah jatuh cinta pada ERP dan TI. “Knowledge tentang ERP itu luas sekali. Mulai dari yang seperti finance, material management, sales, dan lain-lain. Sampai area Customer Relationship Management, Supplier Relationship Management, dan analytics. Bahkan sampai sekarang pun ERP masih terus berkembang. Hal ini yang membuat ERP menarik [untuk saya],” cerita perempuan yang juga mengambil S2 jurusan Production Operation Management di University of Wisconsin-Whitewater ini.

Dalam bisnis retail yang kini menjadi “makanan” sehari-harinya, Melinda pun menempatkan ERP sebagai salah satu pilar teknologi informasi yang kritis bagi bisnis PT Supra Boga Lestari (SBL). Perusahaan ini mengelola pasar swalayan Ranch Market 99 dan Farmers Market.

Nah, apa yang menjadi fokus implementasi ERP, khususnya dalam bisnis retail? “Akurasi master data, transaksi, dan disiplin dari user itu sangat penting,” jelas Melinda. Menurutnya, volume dan jumlah transaksi dalam bisnis retail itu sangat banyak. Oleh karena itu, ibu satu putra ini menyarankan frekuensi archiving yang lebih kerap. “Supaya server database dan performance dari server tetap terjaga,” tambahnya memberi alasan.

Selain ERP di back-end, pilar lain yang juga bersifat kritis adalah sistem point of sales (POS) di front-end dan jaringan yang menghubungkan kedua sistem tersebut. Ketiganya bersifat kritis karena terkait dengan keberlangsungan sistem. Maklumlah, retail adalah bisnis yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Jika keberlangsungan sistem diabaikan, taruhannya adalah kepuasan pelanggan. “Tidak boleh ada sistem yang down. Kalaupun sistem putus, pelanggan tidak mungkin menunggu kan?” tandas Melinda.

Namun bukan berarti Melinda dan timnya hanya sibuk menjaga sistem. “Ada inovasi-inovasi lain yang diharapkan lahir dari departemen kami, misalnya customer relationship management dan analytics,” terang perempuan yang gemar menyantap makanan Jepang dan Padang ini. Dan, semua itu telah tertera di agenda Melinda Dharmadi untuk tahun ini. Kesibukannya pasti tak terkira, belum lagi ketika harus mengurusi TI untuk pembukaan toko baru.

Walhasil, ia memilih olah raga selam (diving) sebagai kesempatan rileksasi di sela-sela kesibukan di dunia TI. Di kedalaman lautan, Melinda menemukan ketenangan pikiran. Namun pemegang sertifikat menyelam tingkat advanced ini ogah menekuni hobinya secara serius. “Nggak-lah, saya mau yang santai-santai saja,” ujarnya tersenyum.

Tapi untuk TI dan ERP, agaknya Melinda tidak akan santai