Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini semakin meluas menyentuh sendi-sendi kehidupan manusia, tidak sebatas di balik dinding perusahaan. Dalam kesempatan media gathering, di Bandung, kemarin (27/5), Fujitsu Indonesia kembali memaparkan sejumlah solusi TI yang disebut human centric innovation.
“TI harus bermanfaat untuk masyarakat dan bisnis,” tegas Achmad S. Sofwan, Managing Director Fujitsu Indonesia tentang falsafah yang diterapkan perusahaan asal Jepang tersebut. Oleh karena itu, aneka solusi dikembangkan Fujitsu dengan basis tiga pilar utama: manusia (people), informasi, dan infrastruktur.
Solusi dari Fujitsu datang berupa perangkat pintar untuk mendukung aktivitas di sisi front-end; aplikasi dan software untuk mengolah maupun mengelola data; dan infrastruktur data center yang sesuai kebutuhan organisasi untuk mendukung aktivitas di sisi back-end.
Salah satu solusi terbaru yang ditawarkan adalah solusi teknologi untuk edukasi. “Ini adalah solusi yang sifatnya learner-centric, tidak berhenti pada urusan administrasi saja,” jelas Made Sudharma, Country Head Application Services. Misalnya, dengan solusi Student Portfolio System, lembaga sekolah atau pengajar dapat melihat data komprehensif setiap siswa. Dengan bekal data tersebut, sekolah dan pengajar dapat memantau talenta, kelebihan maupun kelemahan, bahkan membantu membangun karir siswa.
Fujitsu menyediakan solusi edukasi untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga tinggi, dan disesuaikan dengan kebutuhan serta karakter pengajaran di setiap jenjang. Misalnya untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, Fujitsu mengembangkan sistem yang mendukung proses belajar dengan interaksi aktif siswa, serta pembinaan karakter siswa.
Beberapa solusi aplikasi berjenis social infrastructure telah diimplementasikan, seperti Disaster Information Management System dan River Information Managmenet System oleh Pemprov DKI. Sedangkan Toll Road Information System atau SPATIOWL diterapkan di Makasar.
Untuk mendukung kebutuhan organisasi enterprise, Fujitsu menawarkan kemudahan melalui managed services untuk business application dari SAP. Layanan ini ditawarkan karena perusahaan saat ini menghadapi tantangan mengkoneksikan sistem front-end dengan back-end.
“Untuk merealisasikan digital front-end diperlukan digital back-end, dan tantangannya ada di back-end,” cetus Andi Handinoto, Country Head Managed Service, Fujitsu Indonesia. Menurut Andi, tidak mudah mengutak-atik proses di back-end karena sistem tersebut mengikat ratusan business process yang harus berjalan di organisasi tersebut, dan karena ada compliance yang harus dipenuhi.
Dengan pengalaman kolaborasi dengan SAP selama 40 tahun, global delivery service yang tersebar di seluruh dunia, Fujitsu menawarkan layanan implementasi maupun pengembangan modul berbagai aplikasi bisnis dari SAP. ABC President, Protelindo, Ciracasindo Perdana, dan Dynaplast adalah beberapa pelanggan yang telah memperoleh manfaat dari layanan managed services Fujitsu.
0 komentar: