MAKIN LANGKA: INTEGRITAS!

Menurut kamus umum bahasa Indonesia dan juga kamus bahasa Inggris, kata integritas diartikan : keutuhan, kejujuran, ketulusan hati. Tercakup pada kata jati diri. Nah, bagaimana jelasnya ? Apa kata pakar ? Apa makna integritas bagi kita ? Apakah dunia kerja memerlukan SDM yang berintegritas ? Dan bagaimana pula kita bisa mengembangkannya ? Yuk… Ikuti dulu contoh-contoh pada kisah nyata ini, ya …
Begitu seringnya kita dengar, tapi masih terasa samar-samar…
Begitu seringnya diucapkan, tapi sulitnya dilakukan ….
Itulah sepatah kata bernama INTEGRITAS.

Menurut kamus umum bahasa Indonesia dan juga kamus bahasa Inggris, kata integritas diartikan : keutuhan, kejujuran, ketulusan hati. Tercakup pada kata jati diri. Nah, bagaimana jelasnya ? Apa kata pakar ? Apa makna integritas bagi kita ? Apakah dunia kerja memerlukan SDM yang berintegritas ? Dan bagaimana pula kita bisa mengembangkannya ? Yuk… Ikuti dulu contoh-contoh pada kisah nyata ini, ya …

Si Gagak Hitam

Sewaktu saya masih sekolah di SMPN Kudus (1951-1954), ada teman saya bernama Ambar, anak seorang polisi lalu lintas. Di sekolah ia sering mendengar gurauan teman-teman, tentang polisi lalin. “Enak lho, jadi anak polisi… Banyak duit. Lha kok ? Kan setiap pulang kerja selalu bawa duit hasil tilang ? Disembunyikan di dalam kaos kaki sepatunya, aman kan ?” Saya tak kuasa menghentikan celoteh dan senda gurau teman-teman yang sering memojokkan Ambar. Ia, anak yang agak pendiam. Jadi, ia tak mampu memberi serangan balik kecuali menyanggah, “Bapakku tidak seperti itu, kok……”

Suatu sore saya berkunjung ke rumah Ambar, mengembalikan buku yang saya pinjam. Apa yang saya lihat ketika memasuki rumahnya ? Saya merasa trenyuh, terharu !

Si Ambar sedang mengambilkan minum bapaknya yang sedang duduk melepas sepatu sepulang dari kerja. Ambar mengambil sepatu ayahnya, dan ditaruh di rak sepatu. Ambar mengeluarkan kaus kaki ayahnya. Dirabanya sepatu si ayah. Dikibas-kibaskan kaus kakinya. Dimasukkan tangannya ke dalam kaus kaki si ayah. Kosong… Tak ada apa-apa. Ketika saya bertanya, mengapa ia berlaku demikian, ia menjawab, “Aku yang tiap hari melayani bapakku kalau pulang kerja. Tidak pernah aku temukan apapun di dalam sepatu atau kaus kaki bapak…” Saya memegang tangannya. “Ah, jangan hiraukan teman-teman. Mereka kan cuma canda ? Suka menggoda saja?”

Tahukah Anda apa yang dirasakan teman saya Ambar ? Tapi… bagaimana sih pribadi ayahnya yang sesungguhnya ? Ayahnya yang bertubuh kekar dan berkulit hitam itu mendapat julukan dari masyarakat si “Polisi Gagak Hitam”….. sering pula di sebut Si Item ! Si Gagak Hitam atau Si Item ini di kenal di kota Kudus sebagai polisi yang keras, tegas, sangat disiplin, dan jujur. Setiap pelanggaran pasti ditilangnya. Dan suap berapapun jumlahnya tak akan berhasil membujuknya. Kejujurannya sangat terkenal. Masyarakat segan dan kagum, tapi si pelanggar peraturan sangat takut berhadapan dengan dia. Masyarakat Kudus bangga pada Si Gagak Hitam ini. Sebuah contoh adanya pribadi yang punya integritas tinggi.

Kisah Manajer Akunting Yang Sukses

Di sebuah mal, saya sempat berkenalan dengan seorang wirausahawan muda yang sukses. “Bu Lena, tahu ndak ? Saya dulu pernah bekerja sebagai anak buah dan punya atasan Big Boss loh”… Ia bercerita, bahwa beberapa tahun lalu ia adalah seorang manajer akunting sebuah perusahaan besar. Ia memutuskan mengundurkan diri karena selama bekerja disana ia merasa tak ada kedamaian di hati. Betapa tidak ? Setiap hari ia bergumul dengan tugas yang dikerjakannya. Membuat laporan keuangan tapi harus dua macam. Yang sebenarnya dan laporan rekayasa. Ia harus mengubah angka dan mengubah data. Batinnya berontak, tak lagi bisa mengikuti kebijakan atasan. Akhirnya ia mengundurkan diri. Ia lebih mendengarkan suara hati. Oleh berkat Tuhan, ia berhasil berwirausaha dan sukses. Ini juga contoh pribadi yang punya integritas.

Dari dua kisah nyata diatas, kita bisa punya gambaran sepintas, bagaimana dan apa yang disebut integritas. Yang menyedihkan adalah sekarang ini semakin sedikit orang yang punya integritas. Tapi menurut John Maxwell dan Jim Dornan, dikatakan bahwa jika kita mau dan benar-benar berusaha, tidak ada yang tidak bisa. Selanjutnya dikatakan oleh Philip Brook, bahwa watak terbentuk pada saat-saat tertentu pada kehidupan kita. Sejak dini kita perlu berlatih melakukan kebiasaan yang baik. Terus mengembangkannya sehingga menjadi integritas. Bahkan Stephen R. Covey menegaskan, bahwa pribadi yang memiliki integritas tinggi akan sangat berarti dan mampu mendorong orang untuk bersinergi sehingga mempermudah terbentuknya a winning team, sebab tim yang solid dan kuat bisa menjadi pemenang ! Menurutnya, integritas mencangkup 5 nilai, yaitu : Etika – Kejujuran – Kebersamaan – Kepedulian (concern !) – Kesetiaan. Dengan kelima nilai tersebut, seseorang akan mudah memiliki mental yang berkelimpahan (abundance mentality). Nah… Jika kita memiliki mental berlimpah ruah, kita akan memiliki sikap LEGOWO (lapang hati), gemar berbagi (share), suka melayani dan hatinya akan senang jika melihat orang lain senang.

DUNIA KERJA DAN INTERGRITAS

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa dunia kerja memerlukan SDM yang berintegritas. Karena mampu mendukung terbentuknya tim yang solid, a winning team ! Karena dengan pribadi yang memiliki integritas tinggi, ia akan memiliki mental yang berkelimpahan, yang sangat diperlukan perusahaan.

Mental berkelimpahan akan memiliki sikap yang positif seperti :
Senang bekerja sama dan kerja dalam tim.
Tidak khawatir dengan apa yang akan menjadi bagiannya.
Sinergy semua dapat lebih banyak.
Berprinsip : win – win.
Kreatif, inovatif.
Siap mencari solusi untuk hadapi kesulitan. Mencari solusi alternatif bila ada hambatan.

Tidak iri atas kelebihan rekan kerjanya. Siap mengakui kelebihan orang lain dan mengakui kekurangannya.

Berjiwa besar dan lapang hati.
Optimis : pantang menyerah!
Murah hati : siap membantu.
Berjiwa climber, extra miles ! 
Memiliki semboyan : saya akan berjuang terus !
Saya bisaaa !

Berani mencoba. Bersemboyan : mengapa tidak ?
Tidak takut salah. Tidak takut gagal.
Semua yang disebutkan di atas sangat diperlukan di dunia kerja.

KIAT MENGEMBANGKAN PRIBADI YANG BERINTEGRITAS

Mengingat pentingnya memiliki pribadi yang berintegritas, bagaimana kita bisa mengembangkannya ? Ini jawaban para pakar : Memiliki tekad untuk menjadi pribadi yang bisa dipercaya, jujur, dan bertindak atas dasar moral atau etika.

Berupaya untuk tidak menjual harga diri kita. Tidak begitu saja membiarkan diri kita melakukan apa saja yang kita inginkan, melainkan melakukan apa yang sebenarnya dan seharusnya kita lakukan.

Bertekad memperkuat karakter. Caranya dengan melalui hal-hal sederhana. Misalnya dengan membuat catatan kecil, dalam seminggu seberapa banyak hal-hal yang telah kita lakukan sebagai berikut : berbohong – tidak memenuhi kesepakatan, tidak menyelesaikan tugas, membicarakan sesuatu padahal sebenarnya rahasia, membiarkan berlalu untuk hal yang sebetulnya bisa kita lakukan, dll. Setelah mencatat, lakukan evaluasi, kemudian adakan perbaikan. Nah… tidak sulit kan?

Tapi mengapa untuk sebagian orang terasa sulit dan tak mampu memiliki integritas? Menurut saya, karena kurangnya kesadaran dan juga kemauan ! Kurangnya kesadaran bisa karena rendahnya kecerdasan spiritual (SQ), dan kecerdasan emosional (EQ). Tak mampu memahami apalagi memahami pihak lain.

Untuk mengukur seberapa tinggi integritas kita, tanyakan pada hati nurani kita : Apakah kita cukup terbuka atau selalu ingin menyembunyikan sesuatu?

Bagaimana sikap saya terhadap mereka yang tidak menguntungkan saya?

Apakah saya selalu berkilah atau menutupi kesalahan atau siap mengakuinya?

Apakah saya selalu mengalami kesulitan dalam memutuskan sesuatu yang menimbulkan resiko bagi saya?

Bila terjadi masalah, apakah kita selalu bersedia membicarakan dan menyelesaikannya serta sekali-kali tidak membicarakan kepada orang lain?

Apakah kita memiliki pedoman tetap saat memutuskan hal-hal yang berhubungan dengan moral/etika? Atau malah bergantung pada situasi?

Wuiiiihhhh…. Hebat banget kan dampak integritas ? Mampu menjadi pribadi dengan mental berkelimpahan ? Bagaimana dengan kita ? Apakah kita juga memiliki integritas ? Ada contoh-contoh kecil dan sepele dalam kehidupan kita sehari–hari untuk mencobanya, agar tahu apa dan bagaimana dengan diri kita. Misalnya : kalau suatu saat kita berada di toilet umum, apakah kita menyiram air sampai bersih pada closet yang kita tinggalkan ? Kalau kita menemukan ada sesuatu yang tidak beres dan bisa membahayakan orang lain, apakah kita mencari petugas untuk memberitahu ? Kalau kita makan pisang apakah kita membuang kulitnya sembarangan ? Apakah kita selalu mematikan puntung rokok sebelum di buang ? Dan sebagainya…. Nah, kita pasti bisa melakukan perubahan dengan melakukan hal-hal kecil dulu. Caranya dengan memulai dari diri kita sendiri lebih dulu dan kemudian mengembangkannya dengan 5 nilai untuk menjadi pribadi dengan integritas tinggi. Didasari dengan kemauan kuat untuk menjadi pribadi yang berintegritas tinggi. Mudah, kan ? Yuk…., kita katakan pada diri kita sendiri : INTEGRITAS… YES !

Magdalena Sukartono. Praktisi, konsultan SDM, Trainer, Kolumnis Tetap Rubrik Ketenagakerjaan Harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta. Pengelola Lembaga Pengembangan SDM Abisatya Paramitra. Lahir di Mayong, Jepara 5 Oktober 1938 dan telah memberikan lebih dari 3.000 kali di berbagai wilayah di Indonesia.