HANDI HALIM: POSISIKAN DIRI SELANGKAH DI DEPAN

Telah mengkomputerisasi keseluruhan sistem sejak tahun 1989, infrastruktur dan sistem TI PT Enseval Putera Megatrading Tbk. (Enseval) boleh dibilang telah mencapai tahap maturity alias matang. “Dimulai dari legacy system yang kami kembangkan sendiri sampai kami melakukan implementasi ERP yang dimulai tahun 2002,” cerita Handi Halim, Director, IT & Operations.
Handi Halim, Director, IT & Operations, PT Enseval Putera Megatrading Tbk.: Terapkan motto ‘one step ahead’ dalam profesi maupun kehidupan pribadi. Foto: Alphons Mardjono
Ketika sebuah lingkungan telah mencapai kematangan, kemungkinan besar suasananya tak lagi menantang. Diperlukan kejelian menelisik sekiranya perlu perbaikan. Motto “one step ahead” a la Handi Halim mungkin dapat diterapkan.

Telah mengkomputerisasi keseluruhan sistem sejak tahun 1989, infrastruktur dan sistem TI PT Enseval Putera Megatrading Tbk. (Enseval) boleh dibilang telah mencapai tahap maturity alias matang. “Dimulai dari legacy system yang kami kembangkan sendiri sampai kami melakukan implementasi ERP yang dimulai tahun 2002,” cerita Handi Halim, Director, IT & Operations.

Kinerja semua departemen (Sales, Finance, Human Resources, dan General Affairs) di Enseval telah didukung penuh oleh solusi enterprise resource planning (ERP). Sementara pergerakan tenaga penjual, pemasaran, ekspedisi, dan penagihan semakin produktif, efisien, dan efektif berkat dukungan oleh enterprise mobility yang dikembangkan oleh tim TI yang dikomandani Handi sejak tujuh tahun silam.

“Kalau ditanya mana yang belum disistemkan, saya malah bingung, karena memang semua sudah computerized,” timpal profesional berpengalaman lebih dari 25 tahun di bidang TI itu seraya tersenyum, tanpa bermaksud menyombongkan diri.

Dalam suasana semua berjalan baik dan mulus, tentunya tim TI tak lantas hanya “keep the lights on”. “Kami harus terus menerus melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap proses bisnis,” ujar sarjana Manajemen Informatika lulusan Universitas Bina Nusantara, Jakarta itu.

Mungkin itu adalah hal yang biasa, karena departemen teknologi informasi di aneka jenis usaha dewasa ini memang dituntut terus berinovasi. Namun Handi Halim beruntung karena berada dalam ekosistem yang telah mengakarkan improvement. Enseval sebagai sebuah korporasi telah menerapkan budaya continuous improvement (conim) yang sudah berjalan selama hampir 14 tahun. Budaya tersebut direalisasikan dalam bentuk semacam lomba ide perbaikan (improvement).

“Diharapkan setiap karyawan dari seluruh cabang Enseval berpartisipasi dalam program conim ini,” cerita Handi. Aneka improvement yang diikutkan dalam lomba akan diseleksi oleh juri di tingkat cabang, kemudian antarcabang di tingkat pusat, dan jika menang, akan diikutsertakan lagi di tingkat Kalbe Group (perusahaan holding Enseval). Juaranya, menurut Handi, akan mendapat kesempatan berlaga dalam konvensi nasional conim antarperusahaan di Indonesia.

Tak hanya lomba, di departemen TI Enseval, adalah sebuah keharusan untuk selalu memikirkan apa yang dapat ditingkatkan/diperbaiki. “Saya selalu berupaya men-challange tim untuk terus menerus melihat business process mana yang tinggi biaya, misalnya, dan bisa disederhanakan tanpa mengurangi kontrol terhadap fraud,” jelas bapak satu putri satu putra ini. Handi juga mencoba mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak memberi nilai tambah dalam proses bisnis.

Departemen TI Enseval juga membentuk tim yang khusus mencermati proses bisnis sekiranya dibutuhkan perbaikan atau peningkatan. “Kami menyebut mereka business analyst,” imbuh Handi. Selain itu, keluhan pelanggan juga menjadi ‘tanda bahaya’ yang mengingatkan Handi cs untuk melakukan perbaikan. Selain itu, penggemar buku-buku bertema teknologi maupun marketing ini selalu berupaya mem-benchmark layanan Enseval dengan kompetitor.

Mencari-cari kekurangan di tengah proses bisnis yang sudah berjalan baik memang tidak mudah. Namun paling tidak Handi Halim mempunyai motto “one step ahead” yang akan melecutnya untuk selalu berada beberapa langkah di depan. Tentu saja motto ini pun ditularkan pria yang kini juga mengepalai operations 45 kantor cabang itu kepada timnya, agar Enseval senantiasa lebih baik dan lebih maju daripada kompetitor.

Berangkat dari motto ini pula, Handi mengaku tak akan menyarankan putri sulungnya mengambil bidang studi komputer. “Saya malah anjurkan dia ambil biotech,” tandasnya. Lima tahun mendatang, menurut Handi, keberadaan ahli komputer sudah lazim. Sementara bidang rekayasa genetik produk makanan akan semakin dibutuhkan seiring menipisnya lahan produktif untuk pertanian. Well, jika melihat “sejarah” Handi Halim, ia pun memilih bidang studi informatika di tahun 1985 karena saat itu peminatnya masih terbilang langka tapi ia yakini masa depan potensinya.

Keyakinan yang sama ia utarakan tentang eksistensi sektor distribusi produk farmasi yang telah ia geluti selama 25 tahun. “Selama perpindahan fisik produk dari satu tempat ke tempat lain belum dapat di gantikan, maka perusahaan distribusi tetap di perlukan, kecuali teknologi (a la) Star Trek ditemukan,” Handi berkelakar seraya mengakhiri wawancara.