I NYOMAN SUYOGA: ORANG TI HARUS SIAP MELAYANI

“Saya selalu ingatkan teman-teman untuk memosisikan dirinya sebagai user, misalnya sebagai kasir atau sales,” ujar I Nyoman Suyoga (Vice President, Information & CommunicationTechnology, PT Electronic City Indonesia, Tbk.)
“Saya selalu ingatkan teman-teman untuk memosisikan dirinya sebagai user, misalnya sebagai kasir atau sales,” ujar I Nyoman Suyoga (Vice President, Information & CommunicationTechnology, PT Electronic City Indonesia, Tbk.)
Sebagai profesional TI, I Nyoman Suyoga tidak mematok kriteria yang muluk-muluk bagi divisi yang dipimpinnya. Baginya, orang TI harus bisa (dan mau) melayani dan memberi solusi.

Menghabiskan sebagian besar masa karir TI-nya di mata rantai yang sangat dekat dengan pengguna (user sistem TI) maupun pelanggan, pria asal Bali ini sangat memahami situasi sulit yang dihadapi user ketika sistem TI tidak berfungsi. “Misalnya ketika sistem POS (Point of Sale) di mesin kasir tidak berfungsi, coba bayangkan, bagaimana perasaan kasir saat dimarahi pelanggan,” ujar VP Information and Communication Technology, PT Electronic City Indonesia Tbk. itu.

Ketika user mengeluhkan adanya masalah, orang TI harus sigap dan siap membantu. Menurut Suyoga, pengguna bukannya ingin buru-buru masalahnya ditangani. “Mereka ingin kepastian, sehingga mereka tahu apa yang harus di lakukan selama sistem belum berfungsi normal,” imbuhnya. Oleh karena itu, sarjana lulusan ITS Surabaya ini selalu mewanti-wanti timnya untuk memberikan jawaban yang jelas pada user dan estimasi waktu sistem normal kembali.

Bukan sekadar omongan, kesiapan melayani user ini tentu harus ditopang berbagai sistem pemberi peringatan (alert) maupun monitoring, sehingga setiap masalah yang timbul dapat diekskalasi ke orang yang tepat dengan cepat. “Dan saya selalu ingatkan teman-teman untuk memosisikan dirinya sebagai user, misalnya kasir atau sales,” ujar ayah tiga anak yang tak segan-segan mengikuti aktivitas stock opname di gudang hingga larut malam demi memahami kendala yang dihadapi user.

Lagipula, menurut Suyoga, dengan memahami pekerjaan user, ia pun dapat memberi jawaban yang lebih realistis ketika menjanjikan sebuah solusi. Merasakan sendiri kesulitan user memampukannya menakar tingkat kesulitan dari solusi yang harus ia buat. “Nggak mungkin saya berani janji hari ini buat (solusi) besok jadi,” cetus pria yang telah berkarir di bidang teknologi selama kurang lebih 18 tahun itu setengah berkelakar.

Hal lain yang menjadi perhatian I Nyoman Suyoga adalah memberi dukungan optimal pada aktivitas operasional bisnis. “Operation is number one! Operation harus berjalan smooth (mulus, red.) dan seefisien mungkin,” tuturnya. Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi harus berperan di sini.

Setelah proyek enterprise resources planning (ERP) live pada awal November 2014, Suyoga dan timnya memasuki proyek berikutnya, yakni implementasi business intelligence (BI). Berbagai tool yang diusung BI—dikombinasikan dengan laporan yang dihasilkan ERP—diharapkan dapat mendukung business operation Electronic City, yakni dengan memberikan insight yang lebih baik dan lebih cepat bagi proses pengambilan keputusan bisnis.

Keputusan yang berbasis informasi atau insight yang tepat, menurut Suyoga, sangat dibutuhkan peritel seperti Electronic City. Utamanya saat Electronic City mengekspansi bisnisnya secara ekstensif sejak 2013. “Dengan pembukaan sekitar 35 toko baru, cara bisnis kami pun berubah. Kami harus dapat mengambil keputusan dengan tepat, di waktu yang tepat dan didukung informasi yang tepat pula,” tandas Suyoga. Keputusan yang kurang tepat, misalnya dalam hal inventory, dapat berujung pada melesetnya perhitungan investasi dan kehilangan peluang penjualan.

Menghadapi tantangan bisnis di masa depan, menurut I Nyoman Suyoga, divisi TI memang harus menjadi business enbler, bersikap agile, dan adaptif terhadap kebutuhan bisnis. “Tetapi bukan berarti kita tidak punya prinsip. Justru kita harus menyediakan framework atau kerangka dasar yang siap meng-enable bisnis, bisa menjembatani (kebutuhan bisnis) ke mana-mana,” cetus penyuka kuliner Jawa Timur itu.
Menghadapi tantangan bisnis di masa depan, menurut I Nyoman Suyoga, divisi TI memang harus menjadi business enbler, bersikap agile, dan adaptif terhadap kebutuhan bisnis. “Tetapi bukan berarti kita tidak punya prinsip. Justru kita harus menyediakan framework atau kerangka dasar yang siap meng-enable bisnis, bisa menjembatani (kebutuhan bisnis) ke mana-mana,” cetus penyuka kuliner Jawa Timur itu.