SISTEM KLASIFIKASI FUNGSI MOTORIK KASAR/GMFCS-E&R

Sistem klasifikasi fungsi motorik kasar bagi anak cerebral palsy berdasarkan gerakan inisiatif sendiri, dengan menitikberatkan pada gerakan duduk, berpindah, dan bergerak. Saat menentukan 5 level sistem klasifikasi, kriteria utama kami adalah pembedaan antar level harus memiliki makna dalam kehidupan sehari-hari. Pembedaan tersebut berdasarkan keterbatasan fungsi, kebutuhan peralatan yang mampu dipegang tangan untuk bergerak (seperti walker, kruk, atau tongkat) atau alat gerak yang menggunakan roda, dan untuk kondisi yang tidak atau kurang mampu bergerak, dilihat dari kualitas gerakan. Pembedaan antara level I dan II tidak disebutkan sebagai suatu perbedaan antar level-level lainnya, khususnya untuk bayi berusia kurang dari 2 tahun.
Sistem klasifikasi fungsi motorik kasar bagi anak cerebral palsy berdasarkan gerakan inisiatif sendiri, dengan menitikberatkan pada gerakan duduk, berpindah, dan bergerak. Saat menentukan 5 level sistem klasifikasi, kriteria utama kami adalah pembedaan antar level harus memiliki makna dalam kehidupan sehari-hari. Pembedaan tersebut berdasarkan keterbatasan fungsi, kebutuhan peralatan yang mampu dipegang tangan untuk bergerak (seperti walker, kruk, atau tongkat) atau alat gerak yang menggunakan roda, dan untuk kondisi yang tidak atau kurang mampu bergerak, dilihat dari kualitas gerakan. Pembedaan antara level I dan II tidak disebutkan sebagai suatu perbedaan antar level-level lainnya, khususnya untuk bayi berusia kurang dari 2 tahun.

GMFCS (2007) yang lebih luas mencakup usia anak yang berkisar antara 12-18 tahun dan menekankan pada konsep yang sesuai dengan klasifikasi fungsi, kecacatan, dan kesehatan internasional (ICF) dari WHO. Kami menyarankan pengguna agar lebih memahami dampak lingkungan dan faktor pribadi yang mungkin dialami anak-anak pada saat mereka diobservasi. Fokus dari GMFCS adalah menentukan level terbaik yang mewakili kemampuan anak dan remaja saat ini dan keterbatasan pada fungsi motorik kasar. Penitikberatan terletak pada kinerja yang biasa terlihat di rumah, sekolah dan kehidupan bermasyarakat (contohnya apa yang mereka lakukan), daripada apa yang terbaik yang mampu mereka lakukan. Hingga penting untuk mengklasifikasikan kinerja saat ini berdasakan fungsi motorik kasar dan tidak memasukkan penilaian mengenai kualitas gerakan ataupun prognosis dari gerakan tersebut.

Nama dari setiap level adalah metode mobilitas yang paling terlihat setelah usia 6 tahun. Penggambaran dari kemampuan fungsi dan keterbatasannya pada setiap batas usia sifatnya luas dan tidak ditujukan untuk menggambarkan semua aspek dari fungsi setiap anak/remaja. Contohnya, bayi dengan hemiplegia yang tidak mampu merangkak dengan tangan ataupun lututnya, namun sesuai dengan penggambaran pada Level I (contohnya mampu bertolak untuk berdiri dan berjalan), akan digolongkan pada Level I. Skala tersebut bersifat ordinal, tanpa bermaksud jika jarak antar level disamaratakan atau semua anak dan remaja penyandang cerebral palsy tersebar sama rata dikelima level tersebut. Suatu rangkuman mengenai perbedaan antara tiap pasang level dipergunakan untuk membantu menentukan level fungsi motorik kasar yang paling mendekati untuk seorang anak ataupun remaja.

Kita memahami manifestasi fungsi motorik kasar tergantung pada usia anak, khususnya selama masa bayi dan awal anak-anak. Setiap level, pemisahan penjelasan terdapat pada batas usia. Anak dibawah usia 2 tahun seharusnya dipertimbangkan sesuai usia yang tepat jika mereka terlahir prematur. Penggambaran untuk usia 6-12 tahun dan 12-18 tahun mencerminkan dampak yang mungkin timbul terhadap faktor lingkungan (contohnyaa jarak ke sekolah atau kehidupan bermasyarakat) dan faktor pribadi (energi yang dibutuhkan dan faktor sosial) terhadap metode mobilitas.

Suatu upaya telah dibuat untuk menekankan kemampuan daripada keterbatasan. Hingga, sebagai prinsip umum, fungsi motorik kasar pada anak dan remaja yang mampu menunjukkan fungsi yang digolongkan pada suatu level tertentu mungkin akan dimasukan pada suatu level atau diatas fungsi level tersebut : sementara itu fungsi motorik kasar pada anak dan temaja yang tidak dapat digolongkan pada suatu level akan digolongkan dibawah fungsi suatu level.

DEFINISI OPERASIONAL

Alat bantu berjalan ya g menyokong tubuh(body support walker)-alat mobilitas yang menyokong selangkangan dan anggota gerak tubuh bagian atas. Anak dan remaja secara fisik diposisikan menempati walker tersebut dengan bantuan orang lain.

Alat bantu gerak yang menggunakan genggaman tangan (hand-held mobility device) -tongkat, kruk walker anterior ataupun posterior yang tidak menyokong anggota gerak tubuh bagian atas selama berjalan.

Bantuan fisik-orang lain secara manuall membantu anak untuk bergerak.

Alat gerak bertenaga listrik- anak secara aktif mengendalikan tuas atau tombol elektrik yang mampu membuatnya bergerak secara mandiri. Mungkin saja berupa kursi roda, skuter atau alat bantu gerak lainnya.

Kursi roda manual-anak mampu menggunakan lengan dan tangan ataupun kaki untuk mendorong roda dan bergerak

Dipindahkan (transported)- seseorang secara manual mendorong alat bantu gerak (contohnya kursi roda, stroller ataupun kereta) untuk memindahkan anak dari satu tempat ke temlat lain.

Berjalan- kecuali jika seseorang tidak membutuhkan bantuan fisik dari orang lain atau alat bantu gerak dengan genggaman tangan. Orthosis (contohnya brace atau splint) bisa digunakan.

Mobilitas menggunakan roda-merujuk pada alat bantu jenis apapun yang menggunakan roda yang mempu membuat seseorang bergerak (contohnya strolled, kursi roda manual, ataupun kursi roda bertenaga listrik)

ISTILAH UMUM UNTUK TIAP LEVEL

Level I- berjalan tanpa keterbatasan

Level II- berjalan dengan keterbatasan.

Level III-berjalan dengan menggunakan alat gerak yang digenggam.

Level IV- mobilitas dengan keterbatasan, mungkin menggunakan kursi roda bertenaga listrik.

Level V- dipindahkan dengan kursi roda manual.

PERBEDAAN ANTAR LEVEL

Perbedaan antara level I dan II- jika dibandingkan dengan anak-anak dan remaja di Level I, anak-anak dan remaja di Level II memiliki keterbatasan dalam berjalan menempuh jarak jauh dan keseimbangan; mungkin membutuhkan alat bantu gerak yang digenggam dengan tangan saat pertama kali berjalan; mungkin membutuhkan alat bantu mobilitas yang menggunakan roda saat melakukan perjalanan jarak jauh di luar ruangan dan di dalam komunitas; membutuhkan palang untuk berpegangan saat berjalan menaiki atau menuruni tangga; dan tidak mampu berlari dan melompat.

Perbedaan antara Level II dan III- anak-anak dan remaja pada Level II mampu berjalan tanpa alat bantu gerak yang digenggam setelah usianya 4 tahun (meskipun mereka lebih memilih untuk menggunakannya sesekali). Anak-anak dan remaja di Level III membutuhkan alat bantu gerak yang digenggam untuk berjalan didalam ruangan dan menggunakan alat bantu gerak yang beroda saat berada diluar ruangan dan didalam komunitas.

Perbedaan antara Level III dan IV-anak-anak dan remaja di Level III mampu duduk sendiri atau membutuh alat bantu external paling minim untuk duduk, lebih mandiri saat dipindahkan dengan posisi berdiri, dan berjalan dengan menggunakan alat bantu yang digenggam. Anak dan remaja di Level IV mampu duduk (biasanya dibantu) namun mobilitas mandirinya terbatas. Anak dan remaja di Level IV akan cenderung dipindahtempatkan dengan menggunakan kursi roda manual atau menggunakan kursi roda listrik.

Perbedaan antara Level IV dan V-anak dan remaja di Level V memiliki keterbatasan yang sangat parah pada kontrol bagian kepala dan alat gerak tubuh bagian atas dan membutuhkan tekhnologi bantuan ekstensive dan bantuan secara fisik. Mobilitas mandiri dapat dicapai hanya jika anak/remaja tersebut dapat mempelajari bagaimana cara mengendalikan kursi roda listrik.

SISTEM KLASIFIKASI MOTORIK KASAR -TELAH DIPERLUAS DAN DIPERBAHRUI (GMFCS-GROSS MOTOR FUNCTION CLASSIFICATION SYSTEM)

SEBELUM USIA 2 TAHUN

LEVEL I- Bayi akan bergerak maju mundur saat posisi duduj dan duduk dilantai dengan kedua tangannya bebas memanipulasi suatu obyek. Bayi merangkak dengan menggunakan tangan dan lutut, mampu berdiri dengan berpegangan dan melangkah dengan berpegangan pada perabot rumah tangga. Bayi berjalan diusia antara 18 bulan dan usia 2 tahun tanpa bantuan mobilitas apapun.

LEVRL II: bayi mampu menahan posisi duduk dilantai namun mungkin akan membutuhkan tangan mereka untuk menyokong keseimbangan. Bayi merayap dengan menggunakan perut mereka atau merangkak dengan tangan dan kaki mereka. Mereka mungkin mampu bertolak untuk berdiri dan melangkah dengan berpegangan pada perabot rumah tangga.

LEVEL III: bayi mampu menahan posisi duduk dilantai jika bagian belakang tubuh disokong. Bayi berguling dan merayap maju dengan menggunakan perut.

LEVEL IV: Bayi memiliki kontrol kepala namun sokongan pada anggota gerak tubuh bagian atas dibutuhkan saat duduk dilantai. Bayi mampu berguling dengan posisi mengangkat wajah dan mampu berguling dengan posisi wajah tertunduk.

LEVEL V: Kerusakan fisik membatasi kontrol diri terhadap gerakan. Bayi tak mampu menahan posisi kepala dan postur alat gerak tubuh bagian atas melawan grativitas dengan posisi mengangkat kepala dan duduk. Bayi membutuhkan bantuan orang dewasa untuk berguling.

ANTARA USIA 2-4 TAHUN

LEVEL I: anak duduk dilantai dengan kedua tangan bebas bergerak untuk memanipulasi obyek. Pergerakan dari posisi duduk dilantai sendiri dan berdiri dilakukan tanpa bantuan orang dewasa. Anak-anak berjalan dan melakukannya sebagai metode mobilitas tanpa membutuhkan alat bantu apapun.

LEVEL II: anak-anak mampu duduk dilantai namun mengalami kesulitan dengan keseimbangan saat kedua tangannya bergerak bebas memanipulasi obyek. Posisi mendudukkan diri dilakukan tanpa bantuan orang dewasa. Anak mampu bertolak untuk berdiri pada permukaan yang datar. Anak mampu merangkak dengan tangan dan lutut dengan pola berbalas, merambat berpegangan pada perabotan rumah tangga dan berjalan menggunakan bantuan alat bantu mobilitas.

LEVEL III: anak mampu duduk dilantai dengab posisi kaki seperti huruf W (duduk antara pinggul yang menekuk dan berputar secara internal dengan lutut) dan mungkin membutuhkan banguan orang dewasa untuk benar-benar duduk. Anak merayap bertumpu pada perut dan merangkak dengan tangan dan lutut (seringkali tanpa gerakan berbalas pada kaki) sebagai metode utama yang mereka pilih untuk bergerak mandiri. Anak mampu bertolak untuk berdiri pada permukaan yang datar dan merambat jarak dekat. Anak mungkin dapat berjalan jarak dekat dengan menggunaka alat bantu gerak yang digenggam (walker) dan membutuhkan bantuan orang dewasa untuk mengarahkan dan berputar menggunakan alat tersebut.

LEVEL IV: anak mampu duduk dilantai apabila diletakkan, namun tak mampu menjaga kesejajaran dan keseimbangan tanpa bantuan tangan mereka untuk menyokong posisi duduk. Anak seringkali menggunakan alat bantu yang diaesuaikan untuk duduk ataupun berdiri. Gerak mandiri untuk jarang dekat (dalam ruangan) dapat ditempuh dengan berguling, merayap diatas perut, atay merangkaka menggunakan tangan dan lutut tanpa gerakan kaki berbalas.

LEVEK V: kerusakan fisik membatasi kontrol gerak dan kemampuan untuk menjaga postur kepala dan alat gerak tubuh bagian atas yang melawan gravitasi semua fungsi motprik terbatas. Keterbatasan fungsi duduk dan berdiri tidak sepenuhnya teratasi dengan peralatan yang telah disesuaikan ataupun dengan bantuan tekhnologi. Pada Level V, anak tidak memiliki keinginan bergerak mandiri dan dipindahkan orang dewasa. Beberapa anak mempu bergerak mandiri dengan menggunakan kursi roda listrik yang telah disesuaikan secara ekstensif.

ANTARA USIA 4-6 TAHUN

LEVEL I: anak mampu beranjak dan duduk di kursi tanpa bantuan tangan. Anak bergerak dari lantai dan dari duduk dikursi lalu berdiri tanpa bantuan alat untuk membantunya. Anak mampu berjalan didalam ruangan dan diluar ruangan dan menaiki tangga. Muncul pula kemampuan untuk lari dan melompat.

LEVEL II: anak duduk dikursi dengan kedua tangan bebas memanipulasi obyek. Anak bergerak dari lantai lalu berdiri dan dari duduk dilantai lalu berdiri namun seringkali membutuhkan permukaan yang datar untuk mendorong dan bertolak dengan menggunakan kedua tangan mereka. Anak mampu berjalan tanpa bantuan alat bantu yang digenggam didalam ruangan dan untuk jarak dekat dan pada tingkat permukaan hanya didalam ruangan. Anak mampu menaiki tangga dengab berpegang pada palang namun tak mampu berlari ataupun melompat.

LEVEL III: anak mampu duduk dikursi biasa namun membutuhkan alat sokongan pada selangkangan dan alat gerak tubuh bagian atas untuk memaksimalkan fungsi tangan. Anak mampu beranjak dan duduk dikursi dipermukaan datar dikarenakan mereka butuh lengan mereka untuk mendorong ataupun bertolak anak berjalan dengab alat bantu yang digenggam pada permukaan datar dan menaiki tangga dengan bantuan dari orang dewasa. Anak seringkali dipindah-pindahkan saat menempuh jarak jauh atau diluar ruangan pada permukaan yang tidak stabil.

LEVEL IV: anak dapat duduk dikursi namun membutuhkan kursi yang disesuaikan untuknkontrol alat gerak tubuh bagian atas dan untuk memaksimalkan fungsi tangan. Anak beranjak dan duduk dikursi dengan bantuan orang dewasa ataupun permukaan yang datar untuk mendorong ataupun bertolak dengan lengan mereka sebagai tumpuan. Kemampuan terbaik mereka adalah berjalan jarak dekat dengan walker dan oengawasan orang dewasa namun mengalami kesulitan saat berputar dan menjaga keseimbangan pada permukaan yang tidak stabil. Anak akam dipindah-pindahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Anak mampu meraih mobilitas mandiri dengan menggunakan kursi roda listrik.

LEVEL V: kerusakan fisik emmbatasi kontrol gerak mandiri dan kemampuan untuk menjaga posture kepala dan alat gerak tubuh bagian atas yang melawan gravitasi. Semua area fungsi motorik terbatas keterbatasan fungsi pada posisi duduk tidak dapat teratasi sepenuhnya dengan menggunakan alat bantu yang disesuaikan dan bantuan tekhnologi. Pada Level V, anak tidak memiliki keinginan bergerak mandiri dan dipindahkan dengan bantuan beberapa anak mencapai mobilitas mendiri dengan menggunakan kursi roda listrik yangbtelah disesuaikan secara ekstensif.

ANTARA USIA 6-12 TAHUN

LEVEL I: anak mampu berjalan dirumah, sekolah, diluar ruangan dan dalam kehidupan bermasyarakat. Anak mampu berjalan naik dan menuruni jalan tanoa bantuan fisik dan naik turin tangga tanpa menggunakan palang. Anak menunjukkan kemampuan motorik kasar seperti berlari dan melompat namun mengalami keterbatasan pada kecepatan, keseimbangab dan koordinasi. Anak mampu berperan serta dalam aktifitas fisik dan ikut olahraga tergantung pada pilihan pribadi dan faktor lingkungan .

LEVEL II: anak mampu berjalan dihampir sebagian besar situasi. Anak mungkin mengalami kesulitan berjalan jaraknjauh dan menyeimbangkan pada permukaan yang menanjak dan tidak rata, di area yang ramai, pada ruang gerak terbatas atau saat membawa suatu benda. Anak mampu naik turun tangga berpegangan pada palanf atau dengan bantuan fisik jika tidak ada palang. Di luar ruangan dan berkehidupan bermasyarakat, anak mampu berjalan dengan bantuan fisik, alat bantu gerak yang digenggam, atau menggunakan alat gerak yangbberoda saat berjalan menempuh jarak jauh. Kemampuan terbaik anak adalah dengan kemampuan minimal untuk menunjukkan kemampuan motorik kasar seperti berlari dan melompat. Keterbatasan kinerja pada motorik kasar dapat mendorong terjadinya penyesuaian hingga anak mampu berpattisipasi dalam kegiatan fisik dan olahraga.

LEVEL III: anak berjalan drngan menggunakan alat bantu yang digenggam di ruang tertutup. Saat didudukkan, anak membutuhkan sabuk pengaman untuk mensejajarkan selangkangan dan keseimbangan. Duduk berdiri dan dari lantai berdiri membutuhkan bantuan fisik dari orang laib atau bantuan berpegangan pada suatu permukaan. Saat menempuh jarak jauh, anak menggunakan alat mobilitas beroda. Anak mampu naik turun tangga dengan berpegangan pada palang dibawah pengawasan atau bantuan fisik seseorang. Keterbatasan dalam berjalan membutuhkan penyesuaian agar mampu berpartisipasi dalam kegiatan fisik dan olahraga termasuk mendorong kursi roda manual ataupun kursi roda listrik.

LEVEL IV: anak menggunakan metode mobilitas yang membutuhkan bantuan fisik atau mobilitas dengan tenaga listrik dihampir setiap situasi. Anak membutuhkan alat bantu duduk yang disesuaikam dengan kondisi untuk alat gerak tubuh bagian atas dan kontrol pada area pelvis/selangkangan untuk hampir semua pemindahan posisi anak. Dirumah, anak menggunakan mobilitas lantai (berguling, merayap, atau merangkak), berjalan menempuh jarak pendek dengan bantuan fisik atau menggunakan alat mobilitas bertenaga listrik. Jika diposisikan, anak mungkin dapat menggunakan walker yang menyokong tubuhnya dirumah ataupun dusekolah. Di rumah, diluar rumah dan dalam kehidupan bermasyarakat, anak bergerak dengan menggunakan kursi roda manual atau bertenaga listrik. Keterbatasan gerak membutuhkan penyesuaian agar anak mampu berpartisipasi dalam kegiatan fisik dan olahraga, termasuk bantuan fisik dan atau alat gerak dengan tenaga listrik.

LEVEL V: anak dipindahtempatkab dengan menggunakan kursi roda dihampir segala situasi anak terbatas kemampuannya untuk menahan postur kepala dan alat gerak tubuh bagian atas melawan gravitasi dan mengkontrol gerakan tangan dan kaki. Bantuan tekhnologi digunakan untuk meningkatkan kesejajaran kepala, posisi duduk, berdiri dan atau mobilitas namuan keetrbatasan tidak sepenuhnya teratasi oleh peralatan tersebut. Pemindahan anak membutuhkan bantuan fisik sepenuhnya dari orang dewasa. Dirumag, anak mampu bergerak menempuh jarak dekar diatas lantai ataupun digendong oleh orang dewasa. Anak mampu mencapai mobilitas mandiri dengan menggunakan alat gerak bertenaga listrik dengan penyesuaian ekstensif untuk duduk dan mengkontrol akses. Keterbatasan dalam monilitas memebutuhkan penyesuaian agar anak mampu berpartisipasi dalak kegiatan fisik dan olahraga termasuk bantuan fisik dan menggunakan alat gerak bertenaga listrik.

ANTARA USIA 12 DAN 18 TAHUN

LEVRL I: anak.muda mampu berjalan dari rumah, sekolah, diluar ruangan dan dalam kehidupan bermasyarakat. Anak mampy berjalan naik turun tanjakan tanpa bantuan fisik dan mampu naik turun tangga tanpa berpegang pada palang. Anak mampu memperlihatakan kemampuan motprik kasar seperti berlari dan melompat namun mengalami keterbatasan pada kecepatan, keseimbangan, dan koordinasu anak mampu berpartisipasi dalam kegiatan fisik dan olahraga tergantung pada pilihan pribadi dan faktor lingkungan.

LEVEL II: anak mampu berjalan dihampir segala situasi. Faktor lingkungan(seperti pwrmukaan yang tidak rata, tanjakan, jarak jauh, tuntutan waktu, cuaca dan penerimaan dari teman sebaya) dan pilihan pribadi mempengaruhu pilihan mobilitas. Disekolah dan ditempat kerja, mereka mampy menggunakan alat mobilitas yang digenggam untuk keselamatan. Saat berada diluar dan berkehidupan bermasyarakat, mereka mampu menggunakan alat mobilitas yang beroda saat berjalan menempuh jarak jauh. Mereka mampu berjalan menaiki dan menuruni tangga dengan berpegangan padabpalang atau dengan bantuan fisik jika tidak ada palang keterbatasan dalam menunjukkan motorik kasar mungkin membutuhkan penyesuaian agar mereka mampu berpartisipasi dalam kegiatan fisik dan olahraga.

LEVEL III: anak muda mampu berjalan dengan menggunakan alat gerak yang digenggam. Jika dibandingkan antar individu disetiap level, anak muda di Level III mampu menunjukkan berbagai macam metode mobilitas tergantung pada kemampuan fisik dan faktor pribadi dan lingkungan. Saat duduk, mereka membutuhkan sabuk pengaman untuk kesejajaran dan keseimbangan pelvic/selangkangan. Perpindahan dari duduk berdiri dan dari lantai berdiri membutuhkan bantuan dari seseorang atau berpegang pada permukaan. Diaekolah, mereka mampu mendorong kursi toda manual sendiri atau menggunakan kursi roda bertenaga listrik. Diluar ruangan dan dalam hidup bermasyarakat, mereka dipindahtempatkan dengan menggunajan kursi roda manual atau bertenaga listrik. Mereja mampu menaiki atau menuruni tangga dengan berpegangan pada palang sibawah pengawasan atau bantuan fisik. Keterbatasan dalam berjalan membutuhkan penyesuaian agar mereka mampu berpartisipasi dalam aktifitas fisik dan olahraga termasuk menggunakan kursi roda manual atau bertenaga listrik.

LEVEL IV: anak muda menggunakan alat mobilitas beroda di hampir semua situasi. Mereka membutuhkan kursi yang disesuaikan untuk kontrol alat gerak tubuh bagian atas dan pelvic/selangkangan. Bantuan fisij dari 1-2 orang dewasa diperlukan untuk berpindah tempat. Mereka mampu menyokong berat badan mereka dengan kaki mereja untuk membantu pemindahan ke posisi berdiri. Di dalam ruangan, mereja mampu berjalan jarak dekat dengan bantuan fisik, menggunakan alat gerak beroda, atau jika diposisikan mampu menggunakan walker yang menyokong tubuh. Mereka mampu secara fisik mengoperasikan kursi roda bertenaga listrik. Saat tidak tersedianya kursi roda listrik, mereka dipindahtempatkan dengan menggunakan kursi roda manual. Keterbatasan gerak membutuhkan penyesuaian agar mereka mampu berpartisipasi dalam aktifitas fisik dan olahraga,termasuk bantuan fisik dan atau alat gerak bertenaga listrik

LEVEL V: anak muda dipindahtempatkan dengan kursi roda manual dalam berbagai situasi. Mereka terbatas kemampuannya untuk mempertahankan postur alat gwrak tubuh bagian atas dan kepala yang melawan gravitasi dan mengkontrol gerakan tanga dan kaki. Bantuan tekhnologi digunakan untuk memperbaiki kesejajaran kepala, saat duduj, berdiri dan mobilitas namun keterbatasan ini tidak sepenuhnya teratasi oleh perlengkapan tadi bantuan fisik dari 1-2 orang atau pengangkatan mekanik dibutuhkan untuk memindahkan mereka. Mereka mampu mencapai mobilitas mandiri dengan menggunakan alat gerak bertenaga listrij dengan penyesuaian ekstensif untuk duduk dan kontrol akses. Keterbatasan dalam mobilitas membutuhkan penyesuaian agar mereka mampu berpartisipasi falam kegiatan fisik dan olahraga termasuk membutuhkan bantuan fisik dan memnggunakan mobilitas bertenaga listrik.