![]() |
Oleh : Magdalena Sukartono |
ARTI KATA KADO
Banyak dari kita sekarang ini yang tidak tahu atau kurang tahu mengenai asal dan makna kata kado. Dalam kamus bahasa Indonesia – Inggris (dari beberapa kamus) kata “kado” diterjemahkan dengan gift atau present yang berarti hadiah atau pemberian.
Bicara tentang kata kado, saya jadi teringat guru saya sewaktu SMA. Guru bahasa Perancis bernama Madamoiselle Millcent, seorang wanita Perancis yang sangat lembut dan cantik. Madamoiselle berarti NONA, status belum menikah. Beda dengan Madame yang berarti NYONYA. Madamoiselle Millcent ini tidak hanya mengajar bahasa Perancis yang mencakup tata bahasanya saja, tapi sering bercerita tentang kisah-kisah dan budaya Perancis. Itulah yang membuat saya bersemangat belajar bahasa Perancis waktu itu.
Kata kado berasal dari bahasa Perancis CADEAU (kalau jamak cadeaux), artinya hadiah yang spesial atau khusus. Bukan sekedar pemberian dalam arti umum, melainkan punya arti khusus dan diberikan pada hari-hari yang spesial misalnya hari ulang tahun, hari pernikahan dan hari peringatan/perayaan tertentu seperti : Natal, Paskah, Tahun Baru atau ulang tahun pernikahan.
Kado dimaksudkan sebagai suatu pemberian yang spesial. Khusus dirancang agar pemberiannya sesuai dengan keinginan atau kesukaan yang diberi. Sesuai dengan makna pesta/peringatan yang akan diberikan kado tersebut. Pesta ulang tahun yang ke berapa, pria atau wanita, hobinya, dsb. Diupayakan menghindari kado yang merupakan pantangan bagi si penerima. Kado adalah pemberian spesial yang bisa disukai, yang sesuai dan yang bisa dikenang. Dengan demikian kado adalah suatu pemberian atau hadiah yang sangat bermakna. Bukan asal pemberian atau buah tangan semata. Hadiah yang bisa dihargai dan menjadi kenangan sepanjang masa.
Saya masih ingat kisah tentang cinta Raja Perancis Louis XVI kepada Marie Antoinette, yang diberinya sebuah taman bunga yang indah di sekeliling istana raja. Saking senangnya Ratu Antoinette menyuruh membuat papan-papan kecil berisi larangan yang ditaruh di taman bunga itu, agar tamu tidak melewati jalan setapak yang ada di antara bunga-bunga. Sehingga tak ada bunga yang terinjak atau menjadi rusak. Pantangan atau larangan yang ditulis pada papan-papan kecil itu disebut etiquette atau bahasa Indonesianya ETIKET yang berarti sopan santun atau tatakrama. Jadi asal-usul kata etiket dulu adalah pantangan atas hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
NILAI & HARGA SEBUAH KADO
Masih terbayang dalam ingatan saya, tentang teman saya sewaktu masih SMA. anak seorang kaya. Sering mendapat kado dari teman-teman yang diundang pada pesta ultahnya. Saat membuka kado, saya selalu melihat reaksi yang tampak pada wajahnya dan juga kata-kata yang diucapkannya. Misalnya, “Wow….. indah sekali. Pasti mahal….” atau, “Wow… bagus, cocok untuk dipakai…. Ini juga mahal harganya.” Kalau ada kado yang kurang pas, tidak sesuai dengan harapannya, ia juga spontan berkata, “Ini kado murahan…. Ini nggak cocok untuk saya….. Ini kado sudah out of date… kuno…”
Teman saya belum tahu atau tidak menyadari, bahwa pemikiran dan apa yang dikatakannya itu tidak etis.
Dalam etika pergaulan, kita wajib menghargai setiap kado yang kita terima. Mengapa ?
Karena kado diberikan untuk maksud baik, ada niat untuk memberi kenang-kenangan.
Kado diberikan karena ada rasa peduli untuk berbagi.
Kado diberikan karena kita ingin membuat senang kepada pihak yang diberi.
Kado diberikan untuk mempererat jalinan pertemanan, persahabatan atau hubungan kekeluargaan atau hubungan antar orang yang dicintai.
Kado diberikan sering menyita pikiran, waktu dan bahkan tenaga karena memerlukan persiapan. Bahkan ada kado yang memerlukan pengorbanan.
Kado juga sering merupakan ungkapan wujud perasaan cinta/kasih sayang.
ANEKA KISAH TENTANG KADO
Masih ingat cerita tentang sepasang suami istri yang saling mengasihi ?
Saat ulang tahun pernikahannya, masing-masing dari mereka ingin memberi kado yang terbaik, yang terindah sebagai ungkapan cinta kasih mereka. Karena saat itu sedang krisis dalam keuangan, maka si suami menjual arloji (jam saku waktu itu, bentuknya bulat ada rantainya). Uangnya dipakai untuk membeli asesori rambut semacam gelang untuk mengikat rambut istrinya yang panjang terurai. Namun apa yang terjadi ? Ketika kado berupa asesori rambut itu diberikan, dilihatnya rambut istrinya sudah berubah pendek. Rambutnya yang panjang terurai sudah tak ada lagi. Dan ketika si istri memberikan rantai untuk arloji saku suaminya…. Ternyata arlojinya sudah dijual demi membeli asesori /jepit rambut…
Mereka saling berpandangan dan kemudian saling berpelukan. Bukti besar dan dalamnya cinta kasih antar mereka.
Kisah lain :
Ini kisah yang saya alami sendiri. Setiap hari ulang tahun saya, sejak pagi-pagi telepon selalu berdering, sepanjang hari. Kalau sms dan bbm sekarang, sudah sejak tengah malam. Rupa-rupanya anak, saudara, staf (sekarang mantan) dan relasi ingin mendahului siapa yang berhasil menjadi yang pertama dalam pemberian ucapan selamat. Sebuah kado ulang tahun. Tak bisa dilihat, tak bisa diraba. Tak bisa disimpan dalam lemari. Iya, kan ? Tapi bisa disimpan dalam hati. Menjadi suatu kenangan tentang artinya suatu hubungan, suatu jalinan baik kekeluargaan maupun persahabatan. Adapun jumlah telepon/sms/bbm yang saya terima rata-rata berkisar 100. Membanggakan bukan ? Inilah yang menjadi semacam energy drink buat saya.
Berbagai kado yang pernah saya terima sungguh beraneka ragam. Mau tahu ? Selain bunga, ada lemari es, alat dapur, alat makan dan berbagai alat-alat elektronik (hahaha…. kayak pesta pernikahan saja, kan ?), pakaian, asesoris, sampai perhiasan emas, juga benda-benda kecil seperti : buku, agenda, bahkan gantungan kunci dari berbagai negara, karena saya memang punya hobi koleksi gantungan kunci. Benar-benar bisa untuk membuka toko… Iya, kan ?
Tahukah Anda, kado mana yang sangat saya sukai ? Yang mana yang paling berharga bagi saya ? Masalahnya bukan semuanya itu. Bukan mana yang paling saya sukai atau yang paling berharga. Mengapa ? Karena saya menghargai semua kado itu. Saya bisa merasakan arti dan makna sebuah kado. Kadang untuk mempersiapkan dan mewujudkannya membutuhkan suatu pemikiran tersendiri. Kemudian membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Bahkan membutuhkan tenaga dan waktu, selain materi. Saya bisa merasakannya karena saya sendiri sering melakukannya. Bagaimana jauh-jauh hari , bahkan setahun di muka saya pernah mempersiapkann sebuah kado. Setiap hari saya mengikuti perkembangan kegiatan orang yang akan saya beri kado. Mengumpulkan foto-fotonya. Meminta dari teman, kenalan dan siapa saja yang bisa memberi saya. Dan akhirnya saya cetak dalam album khusus sehingga merupakan cenderamata yang tak bisa dibeli dimanapun. Seolah suatu mahakarya lukisan seorang seniman ! Duh…gayanya….
Saya juga pernah menerima kado ultah dari anak perempuan saya sewaktu masih duduk di kelas 3 SD tahun 1981. Sebuah pembatas halaman buku yang dibuatnya sendiri di usia nya yang lebih kurang 8 tahun. Ditulisnya ayat mas Kitab Suci dengan tulisan tangan seorang anak kecil. Hingga sekarang masih ada dalam Kitab Suci saya. Setiap kali membacanya pasti saya temui. Dan meski anak saya sekarang sudah berumah tangga dan berada jauh dari Jogja, kenangan tetap ada dalam hati seorang Ibunda.
Sebuah kado yang kurang berharga jika dinilai dengan uang , sebenarnya masih punya nilai tinggi misalnya sebagai suatu kreativitas, suatu kepedulian, suatu wujud kasih sayang dan suatu pemberian penuh sentuhan dari hati….
Bukankah demikian ?
Sebuah kado gelang emas atau mobil yang diberikan seorang jutawan, sesungguhnya kalah dalam hal nilai dibandingkan hasil karya kreasi sendiri dari seseorang yang secara sabar dan tekun selama berbulan-bulan merajutnya. Juga sebuah puisi atau coretan pena yang diungkapkan dari hati yang tulus dan penuh cinta sungguh merupakan kado yang tak ternilai. Kado yang tiada duanya. Kado yang akan menjadi kenangan sepanjang masa. Ya, bagi saya, akan merupakan KADO YANG TERINDAH
0 komentar: