HATI-HATI dengan karma. Entah memang benar atau tidak, tapi kita memang harus berhati-hati dalam bertindak. Tindakan yang kita lakukan hari ini dapat menimbulkan akibat di kemudian hari.
Seperti kisah cinta yang terjadi di China misalnya. Seorang wanita merasa menyesal karena telah menolak cinta seorang pria lantaran pria tersebut miskin dan wanita tersebut merupakan anak orang kaya. Sepuluh tahun berlalu, mereka bertemu lagi di sebuah pusat perbelanjaan.
Dengan bangganya, wanita tersebut mengumbar-umbar bahwa kini ia bersuamikan pria yang penghasilannya USD15.700 setahun. Pria tersebut hanya terdiam mendengar kata-kata tersebut sambil menahan tangis.
Sesaat kemudian, suami wanita tersebut kembali menghampiri istrinya. Tak disangka, ternyata ia merupakan karyawan dari pria miskin yang dulu ditolak istrinya. Tentu saja sang istri shock.
“Dia adalah bos yang menangani proyek USD100 juta di tempatku bekerja. Dia adalah orang yang sangat sederhana. Sayangnya dia kurang beruntung dalam hal percintaan. Dia bilang dulu menyukai seorang wanita, tapi ditolak karena dia miskin. Karena sakit hati, lalu bekerja keras.
Sekarang dia menjadi miliuner dengan penghasilan miliaran dolar dalam sebulan. Tapi sayangnya lagi, dia tidak bisa move on sehingga sampai sekarang belum menikah,” cerita sang suami.
“Pasti beruntung sekali bukan jika dulu wanita yang dia sukai tidak menolaknya?” tanya sang suami lagi. Si istri masih shock, kehabisan kata-kata.
Rupanya, ada sebuah penelitian yang mempelajari seputar penyesalan dalam hal percintaan. Studi tersebut menemukan bahwa lebih dari setengah dari pasangan yang terlibat hubungan jangka panjang merasa menyesal telah meninggalkan kekasih mereka.
Sebanyak 22 persen peserta survei merasa sangat sulit untuk move on karena mereka masih mencintai mantan mereka. Sementara itu, 19 persen lainnya bersusah payah melupakan mantan saat sang mantan telah menemukan orang baru.
Dari 2000 orang yang disurvei, 4 dari 10 pasangan memutuskan untuk kembali pada pasangan alias balikan. Dan fakta lainnya mengungkap, 95 persen dari pasangan yang balikan setuju bahwa masa-masa putus membantu mereka menyelamatkan hubungan
0 komentar: