Kata MOTIVASI begitu seringnya kita dengar, kita baca dan kita ucapkan. Apa sih arti yang sesungguhnya ? Apa pula hubungan dan dampaknya dengan kinerja dan kualitas hidup kita? Yuk, kita buka kamus dulu ya. Kamus Inggris-Indonesia, John M. Echols & Hassan Shadily, berarti dorongan, daya batin, kekuatan yang tumbuh dari dalam diri.
Menurut Don Carruth dan Robert M. Noe, bahwa dasar motivasi yang terdalam adalah diri sendiri, dari lubuk hati nurani. Orang dari desa yang tak berpendidikan bisa saja memiliki motivasi lebih tinggi dari mereka yang berpendidikan tinggi. Hal ini tergantung pada kepribadian yang dimiliki. Jadi motivasi timbulnya dari dalam diri sendiri. Tapi pihak lain atau pengaruh dari luar bisa saja terjadi atau membuat seseorang termotivasi.
Sebagaimana juga dikatakan Robert C. Mill, bahwa motivasi tidak dapat dipaksakan, harus muncul dari diri sendiri. Memotivasi bersifat sengaja karena individu mengendalikan tingkat motivasinya sendiri. Dua sisi penting dari motivasi ialah pembangkitan atau pengaktifan perilaku dan pengarahan atau penggerakan ke arah tertentu. Sifat individual motivasi menuntut para pemimpin untuk mengambil pendekatan tidak langsung menciptakan motivasi dari suasana kerja yang mendorong karyawan untuk lebih produktif.
Nah, untuk jelasnya, mari ikuti kisah Wenny (sudah seizin yang bersangkutan untuk ditulis namanya) lulusan MIPA jurusan Kimia. Beberapa tahun yang lalu ia diangkat sebagai karyawan di sebuah perusahaan franchise yang bergerak dalam bidang farmasi di Yogyakarta. Pimpinan ingin menjadikannya sebagai sekretaris Direksi. Saya diminta untuk memberinya pelatihan dalam waktu singkat, agar ia mampu mengemban tugasnya secara memuaskan. Saya sendiri merasa heran betapa hebatnya kemauan belajar yang ada pada dirinya. Beberapa waktu kemudian, setelah dilihat kemampuan berkomunikasinya ternyata sangat bagus, maka pimpinan pun bermaksud menjadikannya sebagai staf marketing. Saya kembali “action“….! Memberikan pelatihan komunikasi, teknik & etika presentasi, dan kiat mengatasi hambatan komunikasi penjualan. Kemauan belajarnya yang hebat, di dukung bakatnya berkomunikasi, maka dalam waktu singkat, ia pun diangkat sebagai manajer franchise. Benar-benar luar biasa motivasinya !
Beberapa tahun mengadakan perjalanan keliling nusantara untuk memberikan presentasi, dan mengelola hubungan dengan para franchisee. Setelah mencapai sekitar 200 franchise ia pun mengundurkan diri. Akhirnya saya mengetahui, selain menikah, ia juga sudah berhasil membuka usaha Fantastic Frozen Food & Wenny consulting (Bussiness Consultant, Training, Motivating). Benar-benar hebat, bukan? Motivasi yang tumbuh dari diri sendiri mampu membakar semangat juang menuju kesuksesan.
Kisah lain : saya sempat memberikan pelatihan Etos Kerja Profesional dan Service With A Heart di RS Urip Sumoharjo & Yukum Medical Center di Lampung. Dua kali saya melayani pelatihan di sana. Tahun berikutnya, saya mendapat sms dari Bapak H. Machfud, Komisarisnya, bahwa Rumah Sakit tersebut telah berhasil mendapat penghargaan. Sms nya antara lain : Selamat Tahun Baru Bu Magdalena. Sebuah info, tahun 2011 RS Urip Sumoharjo dapat penghargaan pelayanan terbaik se-Sumatera & Batam versi Jamsostek, dan YMC (Yukum Medical Center) yang terbaik di Lampung Tengah. Semua ini berkat binaan Nenek EDAN (E-nerjik, D-inamis, A-ntusias, N-asionalis) Mahfud & kel.
Saya masih ingat sewaktu berkunjung di sana betapa bersihnya RS disana. Menurut pihak manajemen bahwa setiap bagian diwajibkan bertanggung jawab & menjaga kebersihan wilayah masing-masing yang akan dinilai setiap akhir bulan. Yang paling bersih mendapat penghargaan, yang paling jelek dipasang bendera hitam dipasang di depan ruangannya. Penghargaan diberikan bisa berupa apa saja sesuai permintaan pemenang dengan catatan tidak melebihi anggaran yang ditetapkan. Luar biasa deh ! Terjalin pula komunikasi 2 arah baik secara vertikal maupun horizontal.
Ada kenangan indah yang tak akan saya lupakan, yaitu malam sebelum hari pelatihan, saya dan anak saya yang juga menjadi asisten saya, diantar oleh Wakil Direktur RS menuju ke ruang IGD. Pak Wakil Direktur meninggalkan kami berdua beberapa meter sebelum halaman RS. Saya pun berakting sebagai pasien Saya pura-pura sakit, nafas dibuat terengah-engah. Dada saya pegang, seolah kesakitan. Anak saya pun ikut berakting , tampak penuh kekhawatiran memapah saya. Wow, hebat,…. mereka pun segera bergerak dengan sigap melayani pasien lansia ini. “ Apa keluhan Ibu ?” Anak saya menjelaskan, bahwa kami baru datang dari Jakarta. Bermalam di hotel, tetapi sekarang merasa lemas dan pusing. Khawatir terjadi sesuatu di tengah malam, maka ingin melakukan pemeriksaan di sini…..Seorang dokter memeriksa tekanan darah saya. Kemudian berkata : “ Tapi….tekanan darah Ibu normal, tuh….Nggak apa-apa…Mungkin hanya kelelahan aja karena faktor usia…lagi pula perjalanan jauh. Ibu hanya perlu istirahat saja….” . Saya segera berakting lagi, seolah ketakutan. : “ Tapi Dok, saya masih trauma. Kuatir nanti tengah malam terjadi apa-apa….seperti dulu…. pernah mendadak pusing sekali sehingga vertigo…. “. Anak saya ikut menegaskan, bahwa sebaiknya ibunya opname 1 malam saja di RS ini. Dokter pun setuju. Diperintahkannya tim medis IGD untuk memasang infus di tangan saya….Dug ! Saya pun terkesiap ! Diinfus ??? “ Begini aja, Dok. Gak usah infus. Kalau nanti merasa lemas saja memasangnya….”. Untung disetujui ! Dengan kursi roda saya diantar menuju ke ruang VIP. Selama perjalanan dari IGD sampai kamar , mata saya pun berfungsi sebagai mata Sherlock Holmes ( tokoh dalam cerita detektif).
Wow…semua tampak bersih rapi dan asri ! Saya catat semua apa kelebihan dan kekurangan yang ada dalam pelayanan baik dokter maupun tim medis dan karyawan yang bertugas. …..Setiba di kamar, saya beristirahat selama setengah jam. Kemudian saya keluar kamar dan bincang-bincang dengan perawat yang piket malam itu. Saya jelaskan, bahwa saya kenal dengan wakil Direktur RS. Apakah saya bisa dihubungkan dengan beliau ? Maka Pak WaDir pun hadir, akhirnya diputuskan, bahwa beliau bersedia mengantar saya kembali ke hotel. Dengan catatan, bila terjadi sesuatu tengah malam, saya akan dijemput dan diantar ke RS lagi……O la laaa…bayangkan bagaimana wajah-wajah tim medis itu melihat pasien paling aneh yang belum pernah dijumpai seumur hidup ! Bayangkan pembaca, betapa heboh pada keesokan harinya, saat pelatihan saya berikan.. “ Oooo…ternyata sandiwara, toh ! Ternyata hanya akting !” Hohoho …!. Begitulah cara saya mengumpulkan data, mencari apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dalam pelayanan yang diberikan oleh RS itu. Yang saya kagumi selain kebersihan yang luar biasa , juga kehebatan dokter yang tidak bisa saya kelabuhi. Walau bergaya sakit berat, tetap dinyatakan normal, hanya kelelahan saja karena faktor usia….. Hebrink, deh!
Dalam dunia kerja, motivasi karyawan akan lebih mudah ditumbuhkembangkan, bila atasan & lingkungan kerjanya mendukung.
Sebagaimana dikatakan Casey Fitts Hawley bahwa :
1. Pihak yang memotivasi perlu membina hubungan yang baik.
2. Menghargai yang akan dimotivasi.
3. Mampu memahami situasi pihak lain.
4. Memiliki kesediaan untuk mendengarkan.
5. Memberi kesempatan anak buah terlibat dalam rapat & aktivitas.
6. Berfokus.
7. Memberi pelatihan.
8. Membiasakan bekerja dalam tim.
9. Last but not least : Motivator harus memberi teladan.
Nah, jelaslah bagi kita semua, betapa hebat & dahsyatnya motivasi untuk mencapai apa yang disebut The Best atau The Winner. Bukan hanya dalam dunia kerja, melainkan juga dalam kehidupan manusia !
Yuk, kita bertanya pada diri kita… apakah kita juga memiliki motivasi tinggi ?
Magdalena Sukartono. Praktisi, konsultan SDM, Trainer, Kolumnis Tetap Rubrik Ketenagakerjaan Harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta. Pengelola Lembaga Pengembangan SDM Abisatya Paramita. Lahir di Mayong / Jepara 5 Oktober 1938 dan telah memberikan lebih dari 2.000 kelas di berbagai wilayah di Indonesia.
0 komentar: