MENGGALI POTENSI BIG DATA DI SEKTOR PUBLIK

“Kita ambil contoh data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Selama ini, yang kita tahu dari data ini hanya laporan prakiraan cuaca. Bayangkan kalau dari data ini, BMKG bisa memberi rekomendasi kepada nelayan tentang waktu yang tepat untuk melaut serta bagian laut mana saja yang sedang banyak ikannya. Rekomendasi ini bisa dikirim lewat SMS atau diakses lewat aplikasi mobile,” papar Aria Rahendra (Chief Marketing Officer, Solusi247).
Sudah sangat sering kita mendengar bagaimana pemanfaatan big data di dalam berbagai industri swasta. Namun, penggunaan big data di sektor publik masih jarang dilakukan. Padahal, potensinya amat besar dan manfaatnya pun dapat langsung dirasakan oleh masyarakat luas.

“Kita ambil contoh data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Selama ini, yang kita tahu dari data ini hanya laporan prakiraan cuaca. Bayangkan kalau dari data ini, BMKG bisa memberi rekomendasi kepada nelayan tentang waktu yang tepat untuk melaut serta bagian laut mana saja yang sedang banyak ikannya. Rekomendasi ini bisa dikirim lewat SMS atau diakses lewat aplikasi mobile,” papar Aria Rahendra (Chief Marketing Officer, Solusi247).

Sebagai latar belakang, Solusi247 merupakan perusahaan lokal yang telah lama menggeluti teknologi pemrosesan data. Mereka telah mengembangkan solusi data processing berbasis open source yang diberi nama HGrid247. Mereka pun pernah membangun sistem radar buatan dalam negeri yang sudah dipakai di beberapa kapal milik TNI-AL.

Aria mengungkapkan bahwa pemerintah memang terbilang ketinggalan dibandingkan pebisnis swasta dalam mengikuti tren big data. Jangankan sampai ke tahap data processing, mengumpulkan data pun belum dilakukan secara merata oleh semua lembaga. Inisiatif ini yang perlu terus ditanamkan kepada para aparat pemerintah. Terlebih pada era pemerintahan baru di bawah Presiden Joko Widodo yang ingin mewujudkan e-government.

“Sadar atau tidak, banyak data pribadi kita sudah dimiliki pihak asing seperti Google dan Facebook, layanan yang kita rasakan manfaatnya. Pemerintah juga harus meniru mereka kalau ingin mengumpulkan data yang berkualitas dari masyarakat. Harus memberikan manfaat secara langsung dari data-data itu,” lanjut Aria.

Bagaimana agar himpunan data yang jumlahnya besar itu bisa diolah menjadi keluaran yang bermanfaat bagi masyarakat? Kuncinya ada dua, teknologi yang terjangkau (dengan memberdayakan open source) serta keberadaan komunitas yang paham potensi besar di balik big data.

Beno Pradekso (CEO, Solusi247) mengharapkan komunitas big data di Indonesia dapat menjadi wadah bagi berbagai komponen bangsa, termasuk akademisi, industri, aparat pemerintah, dan para penggiat big data untuk dapat bersinergi dan bekerjasama dalam penguasaan teknologi untuk kepentingan Indonesia.

Dengan dukungan dari beberapa universitas terkemuka di Indonesia dan komponen-komponen yang berkecimpung dalam area big data, terbentuklah ID Big Data sebagai komunitas Big Data Indonesia. Kehadiran ID Big Data ini diharapkan dapat menjadi salah satu “senjata” bagi Indonesia menghadapi pasar ekonomi global di bidang teknologi.

Untuk memperkenalkan komunitas ID Big Data sekaligus menggelar urun rembug mengenai potensi big data, hasil riset, dan teknologi yang sudah ada, Solusi247 akan menggelar Konferensi Big Data Indonesia 2014 di Kampus UGM, Yogyakarta, pada 3 – 4 Desember 2014. Acara ini bakal mempertemukan praktisi, akademisi, dan media yang peduli terhadap big data di Indonesia.

Pembicara yang dijadwalkan hadir antara lain Arief Yahya (Presdir PT Telkom Indonesia, sekarang Menteri Pariwisata), Satrio Prabandaru (Data Science Expert), Nadia Alatas (Business Intelligence and Data Analytic Expert), Dios Kurniawan (Big Data Implementation Leader, Telkomsel), Komang Budi Aryasa (Project Officer Big Data, Telkom), dan Widyawan, Ph.D. (Researcher, UGM).

Informasi lengkap dapat ditemukan di http://kbi2014.idbigdata.com.