MATA-MATA AS INTIP DATA PRIBADI PENGGUNA UC BROWSER

Selama beberapa tahun terakhir ini, rupanya NSA telah memata-matai aktivitas para pengguna UC Browser (peramban mobile besutan UC Mobile, anak usaha Alibaba Group), termasuk mengintip data-data pribadi mereka. Hal ini dimungkinkan karena celah keamanan yang tidak disadari oleh pengembang UC Browser.
Sebuah dokumen yang diperoleh CBC News dan The Intercept dari Edward Snowden, pembocor dokumen rahasia agen rahasia AS (NSA/National Security Agency), mengungkapkan hal mengejutkan.

Selama beberapa tahun terakhir ini, rupanya NSA telah memata-matai aktivitas para pengguna UC Browser (peramban mobile besutan UC Mobile, anak usaha Alibaba Group), termasuk mengintip data-data pribadi mereka. Hal ini dimungkinkan karena celah keamanan yang tidak disadari oleh pengembang UC Browser.

Akibatnya, NSA bisa mengetahui data-data penting yang unik milik pengguna UC Browser, meliputi IMSI (International Mobile Subscriber Identity), IMEI (International Mobile Station Equipment Identity), MSISDN (nomor telepon pemilik perangkat), dan karakteristik perangkat. Bahkan mata-mata AS ini juga dapat melihat riwayat pencarian (search query) di mesin pencari. Kumpulan informasi ini sudah cukup untuk melacak posisi dan identitas pribadi pemilik perangkat.

Celah keamanan ini baru dilaporkan oleh Citizen Lab, kelompok riset teknologi yang berbasis di Toronto, Kanada, kepada Alibaba Group pada bulan April 2015. Setelah itu, pengembang segera merespons laporan itu dengan merilis update versi terbaru UC Browser guna menambal celah keamanan tersebut.

Dalam pernyataan kepada CBC News, Alibaba Group mengaku mereka telah melakukan segala hal untuk melindungi data pribadi pengguna dan memandang keamanan sebagai hal yang amat penting. Pihaknya juga menyatakan, mereka tidak menemukan bukti bahwa ada informasi pribadi pengguna yang diambil oleh pihak lain, termasuk NSA.

Meskipun demikian, Ron Deibert (Citizen Lab Director) menyoroti keteledoran pengembang UC Browser bukan hanya memungkinkan pengguna dimata-matai oleh agen rahasia asing, tetapi juga membuka kesempatan bagi pelaku kriminal cyber untuk mengeksploitasi data-data mereka.

Pada akhir 2014 lalu, UC Browser menduduki peringkat keempat dalam peramban mobile terpopuler di dunia, di bawah Chrome, Safari, dan Android Browser. Tapi, tidak seperti tiga nama tersebut, UC Browser tidak terpasang secara otomatis di ponsel sehingga mereka mengklaim diri sebagai third-party mobile browser paling populer di dunia.

Sementara di Indonesia, berdasarkan data StatCounter pada bulan Maret 2015, UC Browser menguasai pangsa pasar peramban mobile dengan angka 28,51%.