Antonius Kho, Chief Information Technology Officer, PT Jalur Nugraha Ekakurir. Foto: Abdul Aziz |
Antonius Kho menangkap sebuah benang merah panjang di antara rangkaian karirnya selama 18 tahun di bidang TI. “Orang TI itu (masih) sangat TI ,” cetus Chief Information Technology Officer, PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) itu. Jika keahlian di bidang TI diibaratkan warna spidol, maka “warna” yang dimiliki orang TI tidak banyak.
Dalam konteks masa kini, orang TI yang bekerja di lingkungan bisnis akan sulit eksis jika hanya memupuk kompetensi teknis dan miskin pemahaman proses bisnis. “Perusahaan kan bukan lab riset di mana kita bisa terus menerus fokus pada teknologi itu sendiri,” cetus peraih gelar Master of Science dari La Trobe University, Melbourne, Australia ini.
Pendek kata, menurut bapak 3 anak ini, TI ada karena eksistensi bisnis. Tanpa pemahaman proses bisnis, orang TI akan menemui kesulitan membuatkan aplikasi, sistem informasi, atau solusi yang cocok untuk bisnis tersebut. “Nah, apalagi kalau kita harus membuat aplikasi untuk bisnis di masa depan,” tandas Antonius Kho.
Di awal karirnya, Antonius mengaku ia pun sempat tenggelam dalam keasyikan dunia teknis. Walhasil, ketika kemudian karirnya berlabuh di sebuah perusahaan consulting, ia seringkali terbentur dalam diskusi-diskusi bertema bisnis. “Dalam diskusi semacam itu, topik teknologi malah nggak muncul. Dan semakin banyak kita bicara dari sisi teknologi, klien yang orang bisnis malah melihat (semua yang saya sampaikan) sebagai biaya atau cost,” cerita pria yang pernah bercita-cita jadi insinyur pertanian itu.
Satu waktu, ketika meniti karir sebagai konsultan, ia harus mempresentasikan topik yang sarat dengan materi finansial dan strategi. “Kompetensi saya kan teknologi, so that topic is really not my cup of tea. Gemetaranlah saya,” ceritanya sambil tersenyum mengenang sebuah kisah tak terlupakan. Sejak itulah, lelaki yang hobi mendaki gunung ini ingin menjadikan dirinya lebih “warna warni” dalam hal kemampuan.
Incar Peran Lebih Strategis
Hijrahnya ke JNE sejak setahun lalu tak lepas dari upaya Antonius Kho memperkaya dan mengasah skill. “Secara industri (dibandingkan dengan industri yang ia geluti sebelumnya), peran TI di sini menantang dan jauh lebih strategis. Teknologi informasi adalah bagian dari produk, mirip di industri perbankan dan telekomunikasi,” kata Antonius.
Menurutnya, perusahaan layanan kurir, seperti JNE, akan sulit beranjak ke skala bisnis yang lebih besar jika tanpa dukunganteknologi. “Dalam bisnis kurir, TI berperan mengintegrasikan informasi sehingga dapat terjadi penjualan atau transaksi. Ada basis informasi dalam proses, yang dimulai dari penerimaan paket dari si pengirim sampai serahterima paket itu ke tangan penerima. Dan ketika skala bisnis terus membesar, proses bisnis itu harus dibantu tool teknologi,” paparnya seraya menyebutkan tiga area yang saat ini didukung oleh TI: proses transaksi, operasional, dan pengambilan keputusan.
Layanan Terbaik Bagi Bisnis
Telah mendukung bisnis dengan mobility untuk armada kurir, professional yang bermimpi membuka bisnis guest house di kaki Gunung Rinjani ini merasa ia dan timnya belum sampai pada titik di mana TI berperan sebagai business enabler. “Dalam konteks tertentu sudah (menjadi enabler), tapi untuk saat ini, fungsi supportnya masih lebih dominan. Kami masih harus ‘mengejar’ kebutuhan tim bisnis dan belum sampai pada posisi di mana TI dapat membawa perubahan terhadap cara bisnis berjalan,” tuturnya merendah.
Beberapa inovasi mungkin telah terbayang di benak pria yang juga berpengalaman mengajar di Universitas Bina Nusantara ini. Salah satu yang ia paparkan kepada InfoKomputer, otomatisasi proses sorting (memilah paket) untuk mendukung operasional di service center JNE.
Saat ini, Antonius dan timnya pun tengah sibuk membenahi core application yang akan mengakomodasi aneka kebutuhan baru bisnis, misalnya bertransaksi secara aman dan nyaman dengan online marketplace, menjemput peluang kerjasama baru berupa layanan borderless cash on delivery, dan sebagainya.
Agaknya warna-warna baru masih akan terus ditorehkan Antonius Kho bagi dirinya maupun tim TI JNE seiring pengembangan skala bisnis perusahaan. Cita-citanya sederhana, memampukan timnya memberi layanan terbaik kepada bisnis. “Kalau saya dapat menyediakan layanan TI seperti di perbankan atau telco, somehow, kami sudah sampai di titik itu,” pungkasnya.
0 komentar: