Lintasarta: Menjadikan IaaS Sebagai Tren Cloud Computing

Mulai berdiri sejak 1988 menjadikan PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta) menjadi salah satu penyedia jasa informasi dan komunikasi yang cukup disegani. Apalagi di bawah bendera PT Indosat Tbk, perusahaan ini mampu menghubungkan bisnis di seluruh pelosok nusantara dalam hal penyediaan komunikasi data, layanan informasi bisnis, dan internet.
Gidion Barus (General Manager-IT Services, PT Aplikanusa Lintasarta).
Sistem komputasi awan (cloud computing) telah menjadi tren yang berkembang di ranah teknologi dunia. Di Indonesia, teknologi ini sudah masuk beberapa tahun lalu. Kini, penyedia jasa layanan cloud pun mulai menjamur di tanah air, salah satunya PT Aplikanusa Lintasarta.
Mulai berdiri sejak 1988 menjadikan PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta) menjadi salah satu penyedia jasa informasi dan komunikasi yang cukup disegani. Apalagi di bawah bendera PT Indosat Tbk, perusahaan ini mampu menghubungkan bisnis di seluruh pelosok nusantara dalam hal penyediaan komunikasi data, layanan informasi bisnis, dan internet.
Dengan kemampuannya beradaptasi serta fleksibilitas, Lintasarta tidak ragu melebarkan sayap menjadi salah satu penyedia jasa cloud di tanah air. Sejak 2012 silam, Lintasarta telah meluncurkan layanan public cloud berupaInfrastructure as a Service (IaaS). “Namun dalam terminologi saat ini lebih tepat disebut virtual data center karena dilengkapi dengan fasilitas lain seperti perangkat router, load balancer dan security,” jelas Gidion.
Merasa ada yang kurang, kemudian di tahun 2013 Lintasarta pun menambah beberapa fasilitas baru. “Berupamanaged service dan pro active monitoring kepada pelanggan, [serta] cloud back up karena kami membangun tiga lokasi cloud di Indonesia,” tutur pemegang gelar master di bidang marketing ini. Kemudian di 2014, Lintasarta juga meluncurkan layanan private cloud yang ditujukan kepada perusahaan menengah atas dan SaaS untuk UKM.
Mengklaim telah mampu memenuhi kebutuhan pelanggan untuk pembayaran layanan cloud secara on demand sejak pertama kali menjadi penyedia jasa cloud, Gidion mengaku pihaknya belum bisa memenuhi layanan cloud untuk aplikasi dan Platform as a Service (PaaS).
Meski demikian, hal tersebut tidak menutup pintu rezeki bagi perusahaan tersebut. Gidion menuturkan, di tahun 2014, Indosat Cloud justru tumbuh di atas 100% dan mendapatkan penghargaan sebagai Infrastructure as a Service Provider of The Year dari Frost & Sullivan.
Cloud di 2015
Menghadapi tahun yang baru, Gidion mengaku masih memasang target yang sama dengan sebelumnya. Dalam hal ini khususnya pelanggan existing yang sudah berlangganan di jasa lain, seperti IP VPN, internet dan data center. Ia bahkan masih akan mengandalkan layanan yang sudah ada, seperti public cloud dan private cloud demi menangkap peluang bisnis di sepanjang tahun.
Hanya saja untuk layanan Software as a Service (SaaS), Gidion dan tim akan mencoba terus melengkapi daftar aplikasi di dalam marketplace dengan menggandeng Independent Software Vendor (ISV) lokal di Indonesia. Ia juga menambahkan, industri yang paling dominan menggunakan layanan cloud adalah mereka yang memiliki belanja TI besar seperti finance, manufacture, dan service.
Gidion berpendapat, di tahun 2015 IaaS akan menjadi tren cloud. Berbagai gejalanya pun sudah terlihat di tahun 2014 lalu, mulai dari masuknya perusahaan asing ke Indonesia dan harus comply dengan regulasi (PP No. 82); kesadaran dari perusahaan akan IT outsourcing dan layanan cloud yang makin baik; tren implementasi shared servicesdi grup perusahaan; hingga munculnya startup berbasis aplikasi. Di Indonesia sendiri diperkirakan ada sekitar tiga ribu perusahaan yang bergerak di bidang aplikasi.
Gidion membeberkan, di sepanjang 2014, kontribusi revenue terbesar Lintasarta masih berasal dari layanan public cloud. Namun ia berkeyakinan di 2015 keadaan justru berbalik. “Kami perkirakan revenue dari private cloud akan melebihi public cloud,” ujarnya.
Ia pun tampak tak khawatir melihat adanya tren vendor yang menggunakan converged system/data center mini di kantor cabang. Menurutnya ini tidak akan berpengaruh pada pengurangan pangsa cloud, khususnya Lintasarta. “Kami juga sudah memiliki layanan seperti itu dan mem-bundle-nya dengan layanan connectivity yang kami punya, [selain itu] kami juga melakukan kolaborasi dengan vendor hardware untuk menyediakan solusi kepada pelanggan korporat,” jelas Gidion.
Belajar dari pengalaman 2014—di mana kesadaran pelanggan akan layanan cloud dari provider dinilai masih minim—Gidion memiliki jurus tersendiri untuk menghadapi tantangan 2015. Ia menyiasatinya dengan melakukan berbagai kegiatan yang mengedukasi pelanggan, khususnya pelanggan Lintasarta yang existing. Misalnya saja melalui acara CIO Forum, User Forum, dan Regular Visit ke pelanggan. 
Jenis layanan tahun 2014Jenis layanan tahun 2015
Public Cloud (IaaS) atau Virtual Data CenterBackup as a Service
Private Cloud (IaaS)Disaster Recovery as a Service
SaaS MarketplacePenambahan jumlah aplikasi di Marketplace
Managed services