Begitu banyaknya pembaca yang memberi respon berupa komentar penuh antusiasme, membuktikan betapa pentingnya peran motivasi sebagai motor penggerak dalam kehidupan ini. Termasuk dalam dunia kerja. Tanpa motivasi memang berarti mati.
Yuk ikuti kisah yang pernah saya alami sebagai trainer dan konsultan SDM. Begitu beragam corak dan watak yang saya temui dan dampingi.
Kisah 3 peserta pelatihan
Suatu ketika saya memberi pelatihan tentang Etos Kerja Profesional di sebuah instansi dalam lingkup Pemda. Dari 150 orang peserta, ada 3 orang yang bertanya. Penanya pertama : “ Bu Magdalena, saya setuju sekali dengan yang Ibu katakan. Bahwa SDM profesional harus memiliki motivasi tinggi. Tapi … bagaimana ya Bu ? Bagaimana saya bisa punya motivasi tinggi, kalau saya nggak suka dengan tugas saya ? Saya bercita-cita menjadi dosen. Kok sekarang saya ditugaskan sebagai pengawas bagian teknik ? Nggak suka pada tugas .. ya nggak bisa semangat to, Bu … “
Penanya ke-2 : “ Ibu, kalau saya beda. Bagaimana saya bisa semangat, kalau gaji tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup ? “. Penanya ke-3 : “ Ibu, saya mengakui, bahwa kita harus menjadi lebih baik. Harus memiliki etos kerja tinggi. Tetapi … kalau saya mengubah diri menjadi lebih baik .., kan, percuma ya ? Nggak ada gunanya ! Karena rekan-rekan saya, meski kerja tanpa motivasi, gajinya tetap sama dengan saya, andai saya bekerja dengan semangat tinggi …. Iya, kan, Bu ? “
Heheee…. Apa jawab pembaca jika Anda menghadapi mereka ?
Saya berikan gambaran tentang rasa syukur karena memiliki pekerjaan. Rasa syukur karena berhasil diangkat sebagai PNS yang diidamkan banyak orang. Rasa syukur yang mendalam mampu membuat kita mencintai pekerjaan kita. Memampukan kita untuk memandang kerja sebagai amanah dan ibadah. Bukan sebagai beban. Bahkan bisa kita anggap sebagai seni sehingga kita bisa kreatif.
Sebagai panggilan, sebagai kehormatan, sebagai aktualisasi diri, dan tanggung jawab.Saya juga mengajak mereka untuk melihat kenyataan, bagaimana mereka yang mengeluh tentang gaji ternyata bisa bertahan, karena tahu bagaimana mengelola gaji secara benar. Saya mengajak mereka mengingat kata-kata yang diucapkan Sri Sultan sebagai Gubernur pada saat pelantikan PNS … antara lain, Beliau berpesan, agar para PNS tetap memiliki dan mempertahankan budaya malu. Agar merasa malu kalau tidak bertanggung jawab, karena mereka diangkat dan dibiayai dengan uang rakyat ….
Peran Atasan
Kita sudah mengetahui, bagaimana menumbuhkan motivasi diri. Bagaimana kita perlu memiliki kemauan kuat untuk bertumbuhnya motivasi. Kemauan yang bisa dikobarkan jika kita punya tujuan yang kuat. Jika kita tahu bagaimana cara mencapainya. Motivasi sering memerlukan dorongan dari orang sekitar. Di dunia kerja, peran atasan dan pengaruh lingkungan sangat luar biasa dampaknya. Bisa seperti virus ! Jika atasan tidak bijak dan salah langkah akan berdampak terjadinya demotivasi, ….sehingga muncullah zombie- zombie…..yaitu SDM tanpa motivasi. Misalnya : Atasan pilih kasih.
Atasan tidak menjadi teladan, misalnya atasan tidak disiplin, tidak jujur, tidak tuntas dalam bekerja. Atasan selalu tidak percaya kepada anak buahnya. Selalu mengkritik tetapi tidak mau dikritik. Tidak menghargai prestasi bawahan. Membeda-bedakan. Mengadakan rapat dan keputusan yang sudah disetujui tapi tak ada tindak lanjut. Berbagai sikap atasan yang menjurus kepada apa yang disebut atasan beracun atau toxic leader. Atasan yang menimbulkan korban toxic akibat kepemimpinannya. ( Tentang toxic leader ini akan segera diterbitkan, karya Anthony Dio Martin, the Best EQ Trainer Indonesia ).
Pengaruh suasana kerja dan virus negatif
Seringkali terjadi hal yang memprihatinkan yaitu kalau semula SDM yang motivasinya cukup tinggi, malah berubah menjadi SDM yang rendah motivasi. Misalnya :
- Sistim tidak adil. Penggajian dan pemanfaatan fasilitas tidak bijaksana.
- Bawahan merasa atasan menyembunyikan informasi.
- Sering terjadi perubahan tanpa alasan.
- Adanya penyakit KKN.
- Seringnya terjadi konflik sesama karyawan saling sikut-sikutan.
- Tak ada prospek ke depan bagi anak buah.
- Kemampuan anak buah tak pernah dikembangkan, sehingga mentok.
- Perusahaan tak jelas struktur organisasinya. Job desc tidak tegas atau saling tindih. Peraturan karyawan tidak tegas sanksinya.
- Tidak ada reward dan sanksi yang tegas.
- Kiri kanan, atas bawah semuanya berengsek, munafik.
- Atasan suka obral janji dan sering tidak ditepati.
- Tidak dilaksanakan The right man on the right place ( Jansen H. Sinamo ).
- Menurut saya : salah rekrut dan alih tugas ( mutasi, rotasi ) juga bisa jadi penyebabnya.
Kisah SDM Zombie
Pasti tidak percaya, jika saya tidak mengenal orangnya. Di sebuah kampus terjadi kegemparan ! Seorang dosen kedapatan terkunci di dalam perpustakaan ! Aneh, tapi nyata ! Apa iya ? Isu ? Gosip ? Hahahaaaa……. Sungguh-sungguh terjadi loh ! Lha koq ? Bagaimana bisa begitu ? Sang dosen saya kenal. Apa sih penyebabnya, kok ia sampai kena skorsing ?
Dosen itu kita sebut saja pak Rus ( dari kata salah urus ! hehee ). Semula ia adalah dosen yang cerdas. Karena masalah kode etik, Pak Rus dialihtugaskan menjadi staf admin. Nah, akibat alih tugas inilah yang merontokkan semangat kerjanya. Mana tahan ? Sehari-hari bergumul dengan komputer dan data ? Ia lebih suka bicara di depan kelas membagikan ilmunya. Alih tugas inilah yang membuat demotivasi. Gairah kerja hilang. Tugas yang diberikan kepadanya tak pernah selesai dengan tuntas. Pak Rus sering ngungsi dan sembunyi ke mana saja. Kadang di kantin mengobrol , karena itu yang bisa membuatnya ceria. Kadang ke perpustakaan, karena ia punya hobi membaca. Nah … karena saking asyiknya membaca, duduk di sudut ruangan … akhirnya membuat ia tertidur. Maklum ,…karena malam sebelumnya habis ronda…… Tanpa didengarnya, pintu perpustakaan pun dikunci.
Semalaman tidur pulas, dan baru ditemukan pada pagi harinya, ketika perpustakaan dibuka oleh penjaga malam. Tralalaaaaa… Ada-ada saja… Sungguh-sungguh terjadi !
Pak Rus yang jadi Zombie akhirnya undur diri … sampai sekarang saya tidak tahu di mana ia berada. Angin membawa berita bahwa ia sudah berwirausaha nun jauh di sana …Idiiih … benar-benar bikin merinding ! Siapa tidak ngeri melihat zombie-zombie, SDM tanpa motivasi ?
Jika Anda seorang karyawan,….yuk, berusaha untuk tidak menjadi Zombie. Iya, kan ? Bila Anda seorang atasan, …..juga jangan menciptakan Zombie … Ok ?
Magdalena Sukartono. Praktisi, konsultan SDM, Trainer, Kolumnis Tetap Rubrik Ketenagakerjaan Harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta. Pengelola Lembaga Pengembangan SDM Abisatya Paramitra. Lahir di Mayong / Jepara 5 Oktober 1938 dan telah memberikan lebih dari 2.000 kelas di berbagai wilayah di Indonesia.
0 komentar: