Dimana-mana kita mendapati banyak orang yang normal, dalam pengertian sehat dan sempurna secara fisik, juga sehat jiwa dan pikiran, tapi mereka menjadi orang-orang yang gagal. Jangankan melahirkan karya dan prestasi besar, sedangkan memenuhi kebutuhan makan, minum, pakaian dan rumah untuk diri sendiri pun mengalami kesulitan.
Para pengemis yang kita dapati dimana-mana di kota-kota besar, banyak dari mereka yang sehat dan kuat fisik, mereka orang-orang normal.
Orang-orang yang masuk dalam deretan para pengangguran di Indonesia, bahkan kurang lebih satu juta orang (2009) dari mereka yang menganggur itu adalah para sarjana. Kebanyakan orang yang menganggur itu adalah orang-otang normal, sehat dan kuat secara fisik.
Memang diakui bahwa kesulitan mereka menjadi manusia-manusia produktif, bukan semata-mata karena penyebab dari diri mereka sendiri, akan tetapi juga karena faktor-faktor lain, seperti terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia, dan ini yang selalu dijadikan kambing hitam, adanya jurang yang semakin lebar antara si kaya dan si miskin, distribusi kekayaan yang tidak merata, sehingga yang kaya semakin kaya, sementara yang miskin bertambah miskin, dan faktor penyebab lainnya.
Walaupun demikian, daripada kita berteriak-teriak menyalahkan pihak lain atas kesulitan hidup kita, atas kegagalan kita, bukankah sebaiknya kita menengok ke dalam diri sendiri, guna mencari faktor penyebab kegagalan pada diri kita sendiri, lalu kita hilangkan penghalang-penghalang kesuksesan dan kita cari dan miliki faktor atau cara mengantar kita pada keberhasilan.
SESUNGGUHNYA ALLAH
TIDAK AKAN MENGUBAH
KEADAAN SUATU KAUM, SEHINGGA
MEREKA MENGUBAH KEADAAN
YANG ADA PADA
DIRI MEREKA SENDIRI.
(QS. Ar-Radu : 11)
Kalau kita mendapati banyak orang yang normal tapi gagal, maka sungguh kita juga mendapati banyak orang yang cacat tapi sukses. Ya, cacat tapi sukses. Ada yang tuna netra, ada yang tuli, ada yang sekaligus buta, tuli dan bisu, ada yang tidak punya kaki dan tangan. Tapi mereka meraih prestasi, mereka melahirkan karya, mereka menjadi orang-orang sukses.
Mereka tidak larut dalam kesedihan sambil menyalahkan takdir, menyalahkan orang lain, tapi mereka melihat kelebihan di balik kelemahan yang dimiliki, mereka mampu melihat kekuatan di balik kecacatan fisik mereka. Lalu mereka bangkit, mereka berbuat dan terus bebrbuat untuk mengatasi masalah. Mereka mendapati sebuah potensi di balik tubuh yang cacat, lalu potensi itu diasah, dilatih terus-menerus, dikembangkan dan terus dikembangkan, dan akhirnya lahirlah prestasi, terwujudlah keberhasilan.
Seorang tuna netra yang melagukan bacaan Al-Quran dengan sangat indah. Bahkan menghafal 30 Juz Al-Quran. Tuna netra yang menghafal 30 Juz Al-Quran dan menjadi Guru Besar Al-Quran. Seorang tuna netra yang mampu menyanyi dengan suara yang sangat indah dan menjadi penyanyi terkenal tingkat dunia.
Banyak orang cacat yang telah berhasil meraih gelar akademik yang tinggi, menjadi sarjana, meraih gelar master dan bahkan menjadi Doktor. Saya punya seorang teman cacat netra, tapi berhasil meraih doktor dalam bidang ilmu hukum.
SAAT KITA MENERIMA
KETERBATASAN, SAAT ITULAH
KITA MELAMPAUINYA.
(Albert Einstein)
Berikut ini adalah beberapa contoh orang cacat yang sukses, yang telah meraih prestasi besar dan melahirkan karya :
Seorang pengarang terkenal di dunia bernama Helen Adams Keller, seorang wanita cacat, yang buta, tuli dan bisu. William Shakespeare adalah seorang yang lumpuh, tapi dia merupakan sastrawan termashur yang namanya banyak diingat dan disebut. Beethoven adalah seorang yang tuli, tapi dia seorang musisi sukses yang selalu dikenang.
Mungkin kedengaran mustahil tapi itulah yang terjadi, seorang laki-laki bernama Pete Strudwick, ia terlahir dalam keadaan tanpa tangan dan kaki, tapi kemudian ia menjadi seorang pelari marathon, dan telah berlari sejauh 25.000 mil. Contoh lain adalah Tom Dempsey, seorang pemain bola Amerika atau pemain rugbi, ia bermain di klub New Orleans Saints.
Tom Dempsey adalah seorang laki-laki yang terlahir dalam keadaan kaki sebelah kanan yang hanya separuh dan cacat pada tangan kanannya.
Tentu banyak di antara kita yang pernah mendengar nama Prof. Dr. Stephen William Hawking, ia dipandang sebagai seorang ahli fisika terpandai setelah Albert Einstein. Ia adalah seorang yang cacat secara fisik. Pada usia 21 tahun, dia didiagnosa menderita suatu penyakit, yang kemudian melumpuhkan kaki, tangan dan pita suaranya rusak. Bahkan diperkirakan ketika itu hanya bisa bertahan hidup 2,5 tahun lagi.
Pada waktu berusia 52 tahun, profesor berkebangsaan Inggris ini menderita penyakit neuron motor, yang berakibat kelumpuhan sangat parah dan susah untuk disembuhkan. Pada tahun 1988, ia menulis buku berjudul : A Brief History of Time Sejarah Ringkas Sang Waktu, yang telah diterjemahkan ke dalam 22 bahasa dan terjual puluhan juta copy di seluruh dunia.
Saya pernah menyaksikan tayangan di televisi tentang seorang laki-laki yang mengalami cacat pada kaki, yang diamputasi akibat sebuah kecelakaan yang pernah dialaminya, ia mengenakan kaki palsu. Laki-laki tersebut berhasil membuka usaha pembuatan kaki palsu dan mempekerjakan beberapa orang normal, pada usaha yang dijalankannya. Ia telah berhasil membantu banyak orang yang kakinya diamputasi, yang membutuhkan kaki palsu.
Seorang cacat, yang memakai kaki palsu, yang berhasil melahirkan karya, yaitu membuat kaki palsu, telah membantu orang-orang cacat lain yang memerlukan kaki palsu.
Ada pula beberapa orang cacat netra yang sangat mahir menggunakan komputer. Ada seorang laki-laki bertubuh sangat kecil, tidak bisa berjalan normal, tapi ia sangat pandai dalam menggunakan komputer, bahkan ia berhasil membuka usaha pada bidang komputer ini dan mempunyai penghasilan per bulan rata-rata puluhan juta rupiah.
DAN SUNGGUH KAMI TELAH
MEMULIAKAN ANAK CUCU
ADAM, DAN KAMI ANGKUT
MEREKA DI DARAT DAN DI LAUT,
DAN KAMI BERI MEREKA REZEKI
DARI YANG BAIK-BAIK, DAN
KAMI LEBIHKAN MEREKA DI ATAS
BANYAK MAKHLUK YANG KAMI
CIPTAKAN, DENGAN KELEBIHAN
YANG SEMPURNA.
(QS. Al-Isra : 70)
Pernahkah Anda mendengar nama Hee Ah Lee ? Seorang perempuan belia dari Korea, yang sangat luar biasa bermain piano. Ia sangat mahir main piano, mulai dari karya Mozart sampai Chopin. Ia pernah tampil bersama Richard Clyderman di Gedung Putih, Amerika. Dan Hee Ah Lee adalah seorang yang lahir dalam keadaan cacat. Ia seorang yang cacat. Ia hanya memiliki empat jari. Masing-masing dua jari pada satu tangannya. Dan kakinya hanya sampai sebatas lutut. Pada umumnya, piano dimainkan dengan sepuluh jari, dan karena itu hampir semua pemain piano memainkan piano dengan menggunakan sepuluh jari. Kecuali Hee Ah Lee, ia memainkan piano hanya menggunakan empat jari pada dua tangannya.
Nah, mengapa orang-orang yang cacat bisa melahirkan karya, meraih prestasi, menjadi ilmuwan, musisi, sastrawan, usahawan, penyanyi tingkat dunia, pengarang dan lain-lain. Mereka meraih sukses.
Sedangkan banyak orang normal, sempurna fisik, sehat lahir dan batin, tapi tidak melahirkan karya, tidak punya prestasi, bahkan menjadi orang gagal. Lalu, apa yang telah dilakukan dengan berbagai anugerah besar yang Allah berikan pada diri kita ? Kata Hee Ah Lee, Aku memang lemah pada satu sisi, tapi kuat pada sisi yang lain.
Renungkanlah.
0 komentar: