DICARI, PEMIMPIN YANG MELAYANI!

Negeri kita saat ini sedang marak-maraknya dilanda pendaftaran untuk menjadi anggota legislatif. Banyak komentar yang muncul terhadap nama-nama yang beredar, antara lain, “Kok itu-itu lagi”, “Sekeluarga kok jadi caleg semua”, Kalau yang maju dia lagi-dia lagi, kapan rakyat akan dilayani dengan baik?”. Saat ini kepemimpinan selalu identik dengan tahta dan kekuasaan. Semua berlomba-lomba ingin jadi pemimpin dan penguasa lantaran ingin dilayani, memberi perintah, dan ingin didengarkan. Mereka lupa dengan pemimpin yang melayani.
Negeri kita saat ini sedang marak-maraknya dilanda pendaftaran untuk menjadi anggota legislatif. Banyak komentar yang muncul terhadap nama-nama yang beredar, antara lain, “Kok itu-itu lagi”, “Sekeluarga kok jadi caleg semua”, Kalau yang maju dia lagi-dia lagi, kapan rakyat akan dilayani dengan baik?”. Saat ini kepemimpinan selalu identik dengan tahta dan kekuasaan. Semua berlomba-lomba ingin jadi pemimpin dan penguasa lantaran ingin dilayani, memberi perintah, dan ingin didengarkan. Mereka lupa dengan pemimpin yang melayani.

LAO TSE di buku Tao Te Ching mengatakan: memimpin yang hebat adalah yang menyatu sehingga orang bahkan tidak sadar dengan kehadirannya.

CHANAKYA mengatakan Arthashastra: raja adalah seorang pelayan yang dibayar dengan uang rakyatnya untuk menikmati bersama rakyatnya.

Karakteristik dalam Servant Leadership: 

· Telinga: Listening
· Hati: Empathy
· Obat: Healing
· Mulut: Persuasion not coercive, membuat orang melakukan bukan karena “terpaksa”, tapi “ingin”
· 2 Mata: Awareness (aware dengan apa yang terjadi), dan Intuition (peka dengan yang akan terjadi)
· 2 Telinga: Mengembangkan dan menolong (pribadi dan masyarakat)

Mengapa Indonesia butuh Servant leadership? Karena rakyat makin cerdas.

· Rakyat merasa capek melayani terus menerus, tapi tidak diperhatikan
· Anak buah makin pintar, informasi makin banyak
· berbuat lebih penting dari bicara, orang mau bukti
· Anak buah punya ego untuk didengarkan dan dikembangkan
· Teamwork hanya terjadi dengan pemimpin yang terlibat

Penolakan terhadap Servant Leadership:

· Penolakan 1: Untuk apa jadi pemimpin, kalau tidak bisa mengatur.
· Penolakan 2: Untuk apa pemimpin mengurusi kehidupan orang lain, itu hak privacy mereka.
· Penolakan 3: Kalau terlalu dibiarkan orang akan ngelunjak
· Penolakan 4: Servant Leadership hanya idealisme, tidak praktis dan tidak masuk akal

Bagaimana memulai menjadi Servant Leadership?

· 3 level harus ditata: Persolan-Private-Public
· Bukan hanya mengurusi work issue tapi juga life issue
· Berusaha mengenali dan menyelami orang-orang yang berinteraksi
· Tidak melulu berbicara darui kepentingan “saya”, tapi juga “kamu”