KASPERSKY: PHISHING TETAP MENJADI ANCAMAN BAGI PENGGUNA INTERNET

Banyaknya situs phishing baru yang dibuat oleh para penjahat cyber setiap harinya membuktikan masih tingginya ancaman ini bagi para pengguna internet. Dalam kebanyakan kasus, beberapa situs bank, jejaring sosial serta perusahaan lainnya dipalsukan dengan tampilan yang mirip dengan aslinya. Ini membuat para pengguna internet terkecoh dan dengan mudah menganggap bahwa situs palsu tersebut merupakan situs yang valid.
(ilustrasi: blog.kaspersky.com)
Banyaknya situs phishing baru yang dibuat oleh para penjahat cyber setiap harinya membuktikan masih tingginya ancaman ini bagi para pengguna internet. Dalam kebanyakan kasus, beberapa situs bank, jejaring sosial serta perusahaan lainnya dipalsukan dengan tampilan yang mirip dengan aslinya. Ini membuat para pengguna internet terkecoh dan dengan mudah menganggap bahwa situs palsu tersebut merupakan situs yang valid.

Hal ini diuraikan Eugene Smirnov (Head of Content Filtering Research Kaspersky Lab) dalam pernyataan persnya. Menurutnya, dalam beberapa kejadian, tingkat keamanan data pribadi dan bank dari pengguna internet bergantung langsung pada tingginya teknologi antiphishing yang digunakan. “Dalam uji yang dilakukan ini, Kaspersky menempati posisi pertama dengan keberhasilannya untuk melindungi pengguna secara efektif,” tuturnya.

Dari hasil pengujian yang dilakukan AV-Comparatives (lembaga independen penguji antivirus), Kaspersky Internet Security terbaru disebut mampu memblokir 98 persen URL phishing. Ini membuat Kaspersky menempati posisi tertinggi dalam tes dan mendapatkan gelar Advanced dari AV-Comparatives.

Sementara Dony Koesmandarin (Territory Channel Manager Kaspersky Lab, Indonesia) dalam penjelasannya kepada para jurnalis menambahkan bahwa saat ini, berdasarkan hasil riset Kaspersky, tren phishing dan spam sendiri telah menurun di sepanjang bulan Januari sampai Juni 2015.

Ia menambahkan bahwa perusahaan internet global menempati posisi pertama sebagai organisasi yang diduplikasi menjadi situs phishing (dengan porsi sebesar 42,35 persen), lalu situs media sosial (sebesar 14,75 persen), bank (sebesar 13,42 persen), online store (8,12 persen), e-pay system (sebesar 5,85 persen), dan telephone/internet service provider (5,57 persen).

Angka-angka ini mengindikasikan aneka aktivitas di seluruh dunia secara global, bukan hanya yang terjadi di Indonesia. Ini menurut Dony disebabkan karena di Indonesia sendiri jumlah serangannya relatif lebih kecil dibandingkan dengan yang terjadi di negara lain (seperti Amerika Serikat atau Tiongkok).

Dony juga menambahkan bahwa ada tiga organisasi yang kini menjadi tiga besar korban serangan aktivitas phising, yakni Yahoo!, Facebook, dan Google (serta semua layanannya, termasuk Gmail). Untuk itu, Dony menyarankan para pengguna internet di Indonesia agar selalu waspada saat melakukan penjelajahan di internet.

Untuk mencegah serangan phishing ini, Dony menyarankan pengguna internet di Indonesia untuk selalu waspada terhadap setiap surel (e-mail) yang meminta pengguna menyebutkan informasi pribadinya (seperti password atau username atau nama ibu kandung), tidak mengisi aneka formulir dalam surel yang menanyakan aneka informasi pribadi, selalu memastikan bahwa alamat situs perbankan yang dikunjungi diawali dengan https (bukan http), serta tidak mengeklik tautan (link) dalam surel melainkan mengetikkannnya di baris alamat pada peramban (browser).

“Periksa juga apakah program antivirus yang dipakai bisa memblokir phishing site ini, karena kadang kita bisa lengah dan gak sengaja klik link di e-mail,” katanya. Dony juga menyarankan pengguna untuk melalukan pembaruan (update) peramban yang dipakainya dan selalu menggunakan versi terbaru perambannya untuk menjelahi internet.