IT LEADERSHIP FORUM 2015: SAATNYA MENINGKATKAN PELAYANAN MASYARAKAT

Pada acara bertema Smart Public Services ini, puluhan peserta yang berasal dari divisi TI berbagai departemen dan lembaga negara mendengarkan penjelasan mengenai tren teknologi saat ini yang bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk memberikan penyegaran informasi kepada aparat penyelenggara negara, InfoKomputer mengadakan acara IT Leadership Forum 2015 di Legian, Bali.

Pada acara bertema Smart Public Services ini, puluhan peserta yang berasal dari divisi TI berbagai departemen dan lembaga negara mendengarkan penjelasan mengenai tren teknologi saat ini yang bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Saat membuka acara, Wisnu Nugroho (Editor in Chief, InfoKomputer) memaparkan beberapa contoh penerapan teknologi yang telah membantu banyak pemerintah di berbagai negara.

“Contohnya di kota Santander, Spanyol, yang menanamkan 22 ribu sensor untuk menangkap dinamika kota,” ungkap Wisnu. Sensor tersebut digunakan untuk memonitor ketersediaan lahan parkir, penerangan jalan, sampai volume tempat sampah. Semua sensor tersebut memungkinkan pemerintah kota Santander melayani warganya secara efektif.

Jika sensor masih terasa mahal, pemerintah kota sebenarnya bisa melibatkan “sensor manusia”, yaitu laporan masyarakat. “Hal inilah yang dilakukan Pemprov DKI melalui aplikasi QLUE,” tambah Wisnu. Dengan melibatkan partisipasi masyarakat, informasi berkualitas pun kini dimiliki pemerintah kota.

Dalam acara tersebut, hadir pula VMware yang menyajikan informasi mengenai pentingnya inovasi. “Saat ini kita berada di era liquid world,” ungkap Adi Rusli (Country Manager VMware Indonesia) merujuk banyaknya startup baru di berbagai industri yang menggusur eksistensi perusahaan mapan. “Artinya, kita harus selalu melakukan inovasi untuk bisa bersaing,” tambahnya.

Dalam konteks pelayanan publik, inovasi bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi secara cepat, efisien, dan rendah biaya.

Partner lain yang hadir di acara ini adalah EMC yang menyajikan informasi mengenai strategi menyukseskan transformasi. “Contohnya saat ini kita bisa memilih antara infrastruktur on-premise dan cloud,“ ungkap Rekiardi Soenario (Advisory Specialist System Engineer, EMC).

Variasi teknologi ini berefek positif bagi pengguna karena memungkinkan kita memilih kombinasi teknologi yang paling sesuai kebutuhan. Namun di sisi lain, banyaknya pilihan juga harus dibarengi dengan kemudahan pengelolaan agar sisi operasional bisa maksimal.

Transformasi TI di BUMN

Agar peserta mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai keefektifan inisiatif teknologi, acara tersebut juga menghadirkan narasumber dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).

Eris Imron (PT KAI) menceritakan kisah transformasi KAI yang dimulai dengan membenahi sistem tiket. Sistem tiket yang selama ini disebar di berbagai stasiun dikonsolidasi ke satu titik sehingga lebih mudah dikelola. “Rencana KAI ke depan adalah membangun DRC yang active-active,” imbuh Eris.

Sedangkan Petrus Benyamin dari Askrindo berbagi kisah konsolidasi dan virtualisasi yang dilakukan perusahaan BUMN tersebut. “Dulu kami memiliki 42 server fisik di berbagai cabang,” cerita Petrus. Namun server sebanyak itu juga tidak mampu menjawab kebutuhan dan kecepatan layanan yang dibutuhkan Askrindo.

Akhirnya Askrindo mengambil inisiatif melakukan konsolidasi server mereka ke satu titik lalu melakukan virtualisasi. “Baru 10 server yang kami virtualisasi, namun efeknya sudah sangat terasa,” ujarnya.

InfoKomputer berharap, acara ini dapat memberi pencerahan bagi penyelenggara pemerintahan untuk memanfaatkan teknologi. Dengan begitu, masyarakat Indonesia pun akan mendapatkan pelayanan terbaik dari aparat negara.