Andi Sama, CIO PT Sinergi Wahana Gemilang |
Meski menyandang jabatan Chief Information Officer PT Sinergi Wahana Gemilang, Andi Sama menjalankan tugas yang sedikit berbeda dengan para IT leader pada umumnya. Sama-sama memampukan bisnis, Andi lebih banyak berperan dalam menumbuhkan permintaan pasar akan solusi teknologi informasi (TI).
Memasarkan teknologi utamanya software bukan hal yang mudah dan tidak dapat berlangsung secepat kilat. Maklumlah, sampai saat ini inovasi teknologi informasi lebih banyak muncul dari belahan dunia lain. Dan ketika di luar sana orang-orang telah mengenal sebuah konsep teknologi selama beberapa tahun, Indonesia baru memahaminya hari ini. Tahap implementasi sistem/solusi TI yang umumnya membutuhkan waktu tak sebentar pun melengkapi “ketertinggalan” kita.
“Oleh karena itu, adalah menjadi tugas kami untuk memindai (scan) apa yang akan menjadi tren di masa depan. Saat wave-nya tiba di sini, kita semua sudah siap,” jelas pria yang sudah lebih dari dua puluh tahun mengarungi karir di industri TI ini. Andi memberi saran, apa yang akan diimplementasikan dua tahun lagi sebaiknya dipersiapkan dari sekarang.
Jika tidak, bukan hanya ketertinggalan teknologi yang akan dialami, bukan tak mungkin organisasi/perusahaan tersebut akan terlibas dalam kompetisi. “Misalnya, sebuah bank ingin implementasi mobile banking (di saat wave-nya sudah tiba). Mereka bisa diskusikan itu berbulan-bulan, harus mempelajari dulu, planning, testing, dan sebagainya. Ketika solusi itu diluncurkan, trennya jangan-jangan sudah berubah,” jelas Andi panjang lebar.
Tiada jalan selain mengedukasi dan membangkitkan awareness tentang teknologi dan aneka software terbaru untuk menyambut datangnya gelombang tren teknologi. Mengedukasi bukan sekadar menyiapkan dan menggelar seminar atau workshop semata. Bagi PT Sinergi Wahana Gemilang (SWG), proses edukasi juga berarti memelihara (maintain) sumber daya manusia berupa orang-orang yang bertalenta.
“Sebagai value added distributor dari software IBM dan Autodesk, kami harus mempelajari hal-hal baru dengan cepat, lalu mengkomunikasikan dan menularkannya pada para mitra bisnis kami (IBM business partner dan Autodesk value added reseller) agar mereka juga dengan cepat pula dapat mengembangkan sumber daya untuk hal-hal baru tersebut,” papar pria yang memiliki hobi fotografi ini. Jangan bayangkan hal-hal baru itu sebagai sesuatu yang simpel, karena IBM memiliki ribuan software untuk diaplikasikan di berbagai sektor industri.
Kendala apa yang kerap menyulitkan proses edukasi? “Culture dan mindset,” jawab Andi singkat. Menurut lulusan Universitas Bina Nusantara ini, kebanyakan orang terbiasa bekerja dan puas dengan metode yang itu-itu saja. Padahal di luar sana ada metode-metode baru yang dapat memberikan hasil lebih baik. “Dibutuhkan pola pikir yang selalu ingin maju, mencoba dan belajar. Atau, terpaksa berubah, kalau kebetulan business environment-nya (mitra-mitranya) adalah perusahaan-perusahaan besar,” imbuh Andi.
Selain mengomunikasikan tren terkini, menurut Andi, SWG juga mengharapkan tumbuhnya kreativitas para mitra dalam memberikan nilai tambah pada aneka software yang dipasarkan. “Itu juga menjadi salah satu tugas kami, meng-encourage partner untuk membangun sesuatu di atas software IBM. Jadi, tidak hanya jualan,” ujarnya. Andi mencontohkan salah satu dari mitra SWG yang mengembangkan aplikasi credit scoring di atas software SPSS.
Diakui Andi Sama, tidak mudah untuk menuju ke sana karena para mitranya harus rajin mengeksplorasi software yang ada dan memiliki kreativitas untuk membangun sesuatu di atasnya. “Dari total 34 mitra kami pada IBM Software saat ini, baru beberapa saja yang mengarah ke sana,” terangnya seraya berharap para mitra itu idealnya memiliki solution architect untuk mengembangkan solusi-solusi kreasi sendiri itu.
Nah, itulah tugas-tugas Andi Sama yang tak sama dengan peran para CIO pada umumnya.
“Peran saya memang tidak menjalankan IT operation (seperti IT leader pada umumnya),” jelasnya lagi. Tetapi ia dan timnya yang berjumlah lima orang siap sedia membantu memampukan edukasi SWG terhadap para mitra bisnisnya. Peran itu bisa datang dalam bentuk mengajar, menyelenggarakan seminar, atau membantu dalam tugas-tugas teknis. Misalnya, memastikan kelancaran demo sebuah solusi teknologi agar kemampuan yang dimiliki solusi tersebut nyata tergambarkan di hadapan pelanggan.
0 komentar: