Jakarta, InfoKomputer – Pengelolaan Big Data memang penting, tapi ternyata belum semua enterprise di Indonesia melakukannya. Demikian antara lain terungkap dalam CIO Sharing yang mengambil tema Harnessing The Value of Big Data with IBM Systems.
Contohnya adalah Bank Mandiri, hingga kini belum mengambil manfaat sepenuhnya dari Big Data. Pengelolaan data masih per divisi, belum terintegrasi secara penuh. Meski demikian, menurut Muhamad Guntur (SVP IT, Bank Mandiri) CRM yang terintegrasi secara penuh akan dapat dimanfaatkan dalam 3 tahun mendatang, atau dalam setahun ini sudah mulai bisa digunakan.
Berbeda dengan Bank Mandiri, PT XL Axiata (XL) kini justru sudah mendapatkan manfaat dari Big Data. Menurut Eri Fizal (General Manager Service Architect, XL) insight yang didapat dari Big Data tidak hanya bermanfaat untuk kebutuhan intern, tetapi juga dikembalikan kepada customer, dalam bentuk tawaran promosi atau diskon.
Bila dibandingkan dengan Bank Mandiri, jumlah transaksi di XL jauh lebih banyak yaitu 10 miliar transaksi per hari. Sedangkan di Bank Mandiri menurut Guntur hanyalah 10 juta transaksi per hari. Oleh sebab itu data yang tercipta di XL sangat besar dan benar-benar menjadi Big Data.
Untuk mengelola Big Data, saran Eri, mulailah dengan yang ingin disasar dan dapat dimanfaatkan oleh bisnis terlebih dahulu. Jangan terjebak pada technology hype-nya.
Sementara itu pada acara yang sama, IBM bersama dengan distributornya, Avnet, meluncurkan PowerLinux. Yaitu, sebuah sistem yang dapat digunakan untuk pengelolaan Big Data yang menjalankan sistem operasi Linux, seperti RedHat.
0 komentar: