![]() |
“Sebagai distributor lokal, kita lebih mengerti sifat dan attitude reseller di Indonesia,” kata Yansen Setiawan (Presiden Direktur Harrisma Informatika Jaya). |
Namun kelokan nasib ternyata mengantarkan Yansen ke kesuksesan yang lain. Saat ini ia dipercaya sebagai Presiden Direktur Harrisma Informatika Jaya, salah satu distributor produk TI terbesar di Indonesia. Hebatnya lagi, pencapaian itu dirintis Yansen dari bawah.
Kerja Keras
“Saya awalnya di sini bekerja sebagai telemarketing,” kenang Yansen yang bergabung dengan Harrisma sejak tahun 2000 itu. Berbagai pengalaman pahit pun sempat ia alami, mulai dari bernegosiasi alot dengan pemilik toko di Mangga Dua sampai diusir petugas keamanan. “Maaf pak, ibu tidak bersedia bertemu dengan bapak, jadi silakan bapak keluar dari kantor ini,” ungkap Yansen sambil tergelak menirukan bentuk pengusiran halus yang ia pernah ia alami.
Namun, Yansen adalah orang yang percaya akan kerja keras dan kegigihan. “Tuhan memberi kita otak yang sama. Yang membedakan tinggal bagaimana kita ngotot dan keras kita bekerja meraih tujuan itu,” ungkap Yansen menceritakan prinsip kerjanya. Motto itulah yang membuat karir Yansen terus menanjak, mulai dari sales representative, product manager, sampai akhirnya dipercaya memimpin Harrisma.
Harrisma Informatika Jaya sendiri adalah perusahaan distributor TI yang berdiri sejak tahun 1986. Produk yang mereka distribusikan antara lain notebook (Acer dan HP), document printing (untuk merek HP, Fuji Xerox, dan Brother), jaringan (Ruckus dan Motorola), sampai AIDC. Pada tahun 2013, Harrisma mendapatkan pemasukan total sekitar US$90 juta, dan diproyeksikan naik sebesar tiga puluh persen di tahun 2014.
Salah satu motor yang membuat Harrisma mampu mencatat hasil impresif itu adalah produk AIDC (automatic identification and data capture). Termasuk di dalamnya adalah barcode scanner, RFID, sampai mesin POS (point of sales).
“Saya melihat potensi besar AIDC sejak 2,5 tahun lalu,“ ungkap Yansen. Pria lulusan Curtin University, Australia, ini melihat besarnya kebutuhan perangkat AIDC di sektor logistik, manufaktur, sampai retail. “Coba hitung, di satu mal ada berapa kios, dan mereka semua memerlukan perangkat AIDC,“ tambah Yansen. Belum lagi jika menghitung banyaknya toko grosir modern yang juga menggantungkan sistem logistik dan pembayaran mereka di perangkat AIDC.
Saat ini Harrisma adalah distributor resmi produk Motorola dan Honeywell—dua nama teratas di dunia barcode scanner. Distribusi Motorola sudah dipegang Harrisma sejak Oktober 2013, sedangkan Honeywell di Juni 2014.
Keberhasilan Harrisma mengantongi dua nama yang sebenarnya bersaing itu memang menarik. “Mereka (Motorola dan Honeywell. red) juga sering menyindir saya soal itu,” ungkap Yansen sambil tertawa. Namun Yansen menjamin transparansi dan persaingan sehat di antara keduanya. “Saya membuat tim yang berbeda untuk masing-masing principal,” ungkap Yansen.
![]() |
Yansen Setiawan ingin membawa Harrisma menjadi distributor lokal yang mampu bersaing dengan distributor global. |
Siap Bersaing
Kondisi “nyaman” yang dirasakan Harrisma saat ini tidak didapat dengan mudah. “Sejujurnya, proposal kami ditolak di tahun pertama,” ungkap Yansen. Mereka lebih percaya tangan distributor regional yang saat itu juga sudah memiliki jalur distribusi ke tangan konsumen Indonesia.
Namun Yansen kembali menunjukkan kegigihan selalu berbuah manis. Pada tahun berikutnya, ia mengajukan proposal lagi sambil menunjukkan sederet kelebihan jika menggunakan distributor lokal. “Kalau reseller memesan produk ke distributor regional, mereka harus menyertakan financial report dan dokumen lain,” ungkap Yansen memberikan contoh keruwetan proses selama ini.
Ketika akhirnya diberi lampu hijau, Harrisma pun membuktikan semua janjinya. Tak heran jika sampai saat ini, Harrisma adalah distributor teratas perangkat AIDC Motorola di Indonesia, mengalahkan distributor regional.
Tak lama setelah mendapat izin mendistribusikan produk Honeywell, Harrisma pun langsung menyabet gelar top distributor dari principal asal AS tersebut. Kini kondisinya berbalik—banyak produsen perangkat AIDC yang meminta Harrisma mendistribusikan produk mereka.
Semua pencapaian membuat Yansen selangkah lebih dekat kepada mimpinya: membawa Harrisma menjadi distributor lokal yang mampu bersaing dengan distributor global.
“Di dunia IT, banyak distributor lokal yang akhirnya dibeli perusahaan multinasional,” ungkap ayah seorang putra ini menyampaikan kegelisahannya. Padahal ia menganggap, talenta lokal yang dimiliki Indonesia memiliki daya saing tinggi. “Ketika tim saya dealing dengan principal luar, kemampuan mereka oke kok. Apa yang kalah dari mereka?” tambah Yansen.
Mungkin itu hikmah dari berbeloknya jalan hidup seorang Yansen Setiawan. Ia memang tidak jadi mengharumkan nama Indonesia di kancah bulutangkis, namun ia bertekad mengangkat nama Indonesia di dunia TI yang kini ia geluti.
0 komentar: